Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DIREKTUR Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan potensi minyak jelantah (used cooking oil) yang tengah dikembangkan secara global bisa sebagai bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF).
"Minyak jelantah ini merupakan raw material (bahan mentah) yang bernilai tambah, terutama untuk bahan bakar, untuk avtur pesawat terbang, di samping juga untuk biofuel," katanya ditemui sesuai melepas ekspor perdana minyak jelantah tertelusur di Jakarta, Kamis (21/9) seperti dilansir dari Antara.
Putu mengakui saat ini pengolahan minyak jelantah di dalam negeri memang masih terus dikembangkan. Namun, ia memastikan pemerintah terus mendorong pemanfaatan dan pengolahan minyak jelantah menjadi bahan baku industri yang potensial.
"Sekarang greenfuel di Indonesia baru dalam penjajakan untuk industri pesawat terbang," katanya.
Kemenperin sendiri saat ini tengah terus mendorong penggunaan industrial vegetable oil (IVO) salah satunya yakni Fatty Acid Methyl Ester (FAME).
Baca juga: Kalangan Eksportir Minyak Jelantah Keluhkan Tingginya Tarif Ekspor
Di sisi lain, ada pula beberapa proses yang sedang didorong untuk menjadi greenfuel atau bahan bakar yang sifatnya persis sama dengan petroleoum tapi jauh lebih bagus karena tidak ada kontaminan seperti sulfur, atau logam berat lainnya.
Putu menyebut minyak jelantah sebagai bagian dari industri oleokimia punya potensi besar sebagai biomaterial untuk menggantikan minyak-minyak yang tidak terbarukan.
"Jadi misalnya petroleoum itu jadi fuel dan jadi semua produk dari tekstil, plastik dan lainnya, nah ke depan kita juga akan bisa gunakan minyak jelantah jadi biomaterial yang menggantikan minyak bumi," ujarnya.
Lebih lanjut, Putu mengemukakan, meski potensial untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang tinggi, pasokan minyak jelantah masih menghadapi tantangan.
Ia menyebut recovery rate atau tingkat pengumpulan minyak jelantah masih rendah yakni hanya sekitar 8 persen. Padahal penggunaan minyak goreng di tingkat rumah tangga sangat tinggi. Putu berharap Sistem Informasi Minyak Jelantah (Simijel) akan dapat mendorong recovery rate sehingga pasokan minyak jelantah bisa diolah dengan lebih masif di dalam negeri.
"Maka, untuk masyarakat (rumah tangga) masih coba kita dorong karena dia dibuang percuma dan tidak bersahabat dengan lingkungan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) Setiady Goenawan mengatakan Simijel yang dikembangkannya diharapkan bisa mendongkrak recovery rate dari saat ini 8 persen menjadi 20 persen pada akhir 2024 nanti.
Baca juga: Garuda Indonesia Uji Coba Bioavtur pada Mesin Pesawat B737-800 NG
"Ini fungsinya juga untuk meningkatkan daya tarik Indonesia untuk investasi SAF, yang bahan utamanya itu basically dari waste tapi yang paling utama mereka cari adalah used cooking oil. Makanya perlu ditingkatkan recovery rate minyak jelantah investasi SAF bisa lebih menarik," katanya.
Minyak jelantah menjadi satu sumber utama bahan baku biofuel untuk industri greenfuel. Minyak jelantah, khususnya yang memiliki ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) pun menjadi standar baru penerimaan produk tersebut di pasar Eropa dan AS.
Pasalnya, greenfuel yang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur (well-traceable) mempunyai emisi net karbon sangat rendah yang berasal dari implementasi prinsip ekonomi sirkular yaitu from waste to energy.
Aspek ketertelusuran pun menjadi prasyarat karena pembeli membutuhkan jaminan asal usul minyak jelantah harus betul-betul berasal dari titik produksi minyak jelantah alih-alih dari campuran minyak segar atau minyak-minyak lain dan/atau berasal dari sumber minyak jelantah yang ilegal. (Z-6)
BAHAN bakar avtur Pertamina siap mendukung keberangkatan 221 ribu jemaah haji asal Indonesia dari 13 bandara embarkasi haji.
Suplai utama menggunakan jalur pipa dari Integrated Terminal Makassar, dengan skema kontingensi melalui bridger jika diperlukan.
Pertamina Patra Niaga menyiapkan 95.700 kiloliter (kl) avtur untuk mendukung kelancaran penerbangan Haji 2025 di 13 bandara embarkasi seluruh Indonesia.
STOK avtur untuk Bandara Internasional Kualanamu berkurang hingga sekitar 24 ton akibat illegal tapping.
Bioavtur J2.4 merupakan produk dari Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Disebut bioavtur karena avtur yang diproduksi berbahan baku nabati dari sawit.
Direktur eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan harga avtur bukanlah penyebab utama mahalnya harga tiket pesawat domestik.
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mengapresiasi implementasi program mandatori biodiesel B40 yang berjalan baik hingga saat ini.
Teknologi ramah lingkungan dapat diterapkan pada bidang energi sebagai upaya mencari sumber energi alternatif untuk masa depan. Berikut contoh penerapannya.
Implementasi B40 diperkirakan akan menyerap 14-16 juta ton CPO, sekaligus menghemat devisa negara dengan mengurangi impor minyak fosil.
Industri sawit semakin menunjukkan kontribusinya dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, khususnya melalui produksi biodiesel berbasis sawit.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono industri sawit memiliki peran strategis dalam menambah devisa negara dan menjadi lokomotif utama dalam pertumbuhan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved