Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM beberapa waktu terakhir, Uni Eropa telah menjadi pusat perhatian utama dalam kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia, terutama soal ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO).
Menteri Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dengan tegas mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Uni Eropa dan hambatan yang dihadapi Indonesia dalam mengekspor CPO.
Sementara Uni Eropa dan Indonesia tetap berada dalam perseteruan mengenai regulasi ekspor CPO ini, langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk mencari alternatif pasar dan meningkatkan keberlanjutan industri minyak sawit menjadi semakin penting.
Terkait dengan hal ini, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung memberikan apresiasi terhadap langkah yang diambil Menteri Bahlil Lahadalia terkait dengan sikap Uni Eropa yang terus mempersulit Indonesia dan negara-negara ASEAN penghasil minyak kelapa sawit.
"Menurut saya itu benar. Sudah saatnya Indonesia mencari alternatif pasar selain Uni Eropa untuk produk sawit dan turunannya," kata Martin Manurung, Selasa (12/9).
Martin Manurung menyatakan kekesalan yang disampaikan Menteri Bahlil merupakan wujud pemahaman yang mendalam terhadap kompleksitas masalah yang dihadapi Indonesia dalam menjalankan ekspor CPO, dengan CPO merupakan salah satu komoditas unggulan dalam negeri.
"Komitmen untuk menjaga keberlangsungan ekonomi dan lapangan kerja yang dihasilkan oleh sektor minyak sawit merupakan salah satu prioritas utama bagi Indonesia," ujarnya.
Sebagai negara produsen terkemuka dunia dalam industri minyak sawit, kata Martin, Indonesia harus mengambil langkah-langkah bijaksana untuk menghadapi hambatan yang ada, dan mencari solusi yang mendukung pertumbuhan ekonomi negara ini dalam jangka panjang.
"Sembari itu, kerja sama internasional dan diplomasi tetap menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat," paparnya.
Dikatakan politisi NasDem itu, CPO bukan hanya sekadar komoditas ekspor biasa, melainkan juga menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, memberikan lapangan kerja kepada ribuan petani kelapa sawit, dan mendukung perekonomian nasional. Oleh karena itu, perhatian terhadap hambatan ekspor CPO sangat penting untuk keberlangsungan sektor ini.
Indonesia dan Malaysia, dua negara anggota ASEAN yang secara bersama-sama memproduksi 85% dari total CPO dunia, pasti akan merasakan dampak dari permasalahan ini. Martin Manurung menegaskan kesatuan ASEAN dalam menghadapi Uni Eropa dalam konteks ini akan memiliki dampak yang signifikan.
Martin Manurung menilai inisiatif untuk mencari alternatif pasar, seperti yang disarankan Menteri Bahlil, merupakan langkah yang sangat penting, terutama ketika kita mempertimbangkan bahwa Uni Eropa terus menerapkan kebijakan yang mempersulit Indonesia dalam upayanya untuk berkembang menjadi negara maju.
"Saya mendukung langkah pemerintah untuk mengalihkan pasar ke wilayah Afrika jika Uni Eropa terus mempersulit Indonesia. Kita butuh alternatif pasar yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kita," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengkritik Uni Eropa karena menerapkan kebijakan yang berpotensi menghambat ekspor sejumlah produk Indonesia. Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah Undang-Undang Antideforestasi Uni Eropa (EUDR).
Uni Eropa mewajibkan produk yang masuk ke wilayahnya harus bebas dari praktik deforestasi atau tindakan yang dapat mempengaruhi kelestarian hutan. Namun, sejumlah produk yang diekspor oleh Indonesia, termasuk minyak sawit atau CPO, dinilai Uni Eropa sebagai penyebab deforestasi.
Menteri Bahlil Lahadalia mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap tindakan Uni Eropa ini dalam sebuah forum investasi ASEAN di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin.
"Kami memiliki CPO, dan ketika Eropa mengatakan itu berkaitan dengan masalah lingkungan dan berbagai alasan lainnya, kita telah mengembangkan CPO jenis B20, B30, B40. Namun ketika larangan ekspor CPO ke Uni Eropa diberlakukan, hal itu menjadi perdebatan. Kami ingin melakukan ekspor," ujar Bahlil. (RO/Z-1)
MENTERI Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan bahwa upaya Uni Eropa dan NATO membuat kekalahan strategis terhadap Moskow tidak akan berhasil. Empat alasan barat tak mampu taklukan Rusia
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan siap menandatangani kesepakatan dagang dengan Donald Trump, termasuk konfrontasi tarif.
SSCP merupakan bagian dari inisiatif multi-negara di bawah arahan dari ChildFund International di Indonesia yang berjalan di Lampung, Indonesia, dan Liquica, Timor Leste.
KOMISI Eropa memperpanjang sanksi terhadap Rusia sebagai respons atas aneksasi ilegal wilayah Krimea dan kota Sevastopol hingga 23 Juni 2026.
Kementerian Investasi dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia resmi menandatangani pernyataan kerja sama dalam rangka pembentukan European Union (EU) Desk.
Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa yang telah mencapai kesepakatan penting dalam menyelesaikan tahapan akhir perundingan IEU CEPA
RENCANA penguatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Rusia di sektor minyak kelapa sawit (CPO), pupuk, dan daging dinilai menjanjikan.
dua kriteria sumber daya alam yang berpotensi dimanfaatkan untuk pendanaan Indonesia mendapai Net Zero Emission pada 2060.
Kejagung menyita uang ganti rugi dari lima korporasi di bawah naungan Wilmar Group sebesar Rp11,8 triliun. Uang itu bisakah ditempatkan dalam deposito yang keuntungannya untuk negara?
Menkopolhukam Budi Gunawan mengatakan keberhasilan penyitaan Rp11,8 triliun dari Wilmar kasus ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil) oleh Kejagung memperkuat pemerintahan yang bersih
Di tengah permintaan pasar yang terus meningkat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, pertumbuhan produksi kelapa sawit dalam lima tahun terakhir justru stagnan.
Lebih dari 300 ekshibitor dari 30 negara hadir dan memberikan solusi teknologi terbaru dalam menjawab tantangan yang ada dalam industri minyak kelapa sawit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved