Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Ambisi Jokowi Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik Jauh dari Arang

Insi Nantika Jelita
29/8/2023 17:12
Ambisi Jokowi Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik Jauh dari Arang
Kendaraan listrik mengisi daya di SPKLU(Antara/Aditya Pradana Putra)

KEINGINAN Presiden Joko Widodo untuk menghadirkan ekosistem kendaraan listrik di 2027 mendatang, nampaknya masih jauh dari arang. 

Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moergiarso menjelaskan pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia membutuhkan waktu yang panjang dengan tiga tahapan.

Saat ini, Indonesia baru memasuki tahap I yakni proses hilirisasi mineral mentah. Sementara dari data yang dipaparkan Susiwijono, target produksi mobil dan motor listrik dari dalam negeri baru tercipta di 2030 atau berada di tahap III.

Baca juga : Pemerintah Akui Insentif Kendaraan Listrik Salah Sasaran 

"Untuk membangun ekosistem kendaraan listrik sebenarnya ini masih panjang. Kita baru bisa berhasil di success story di tahap I dalam hilirisasi mineral," ujarnya dalam diskusi Future Forum Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik, Jakarta, Selasa (29/8).

Ia menerangkan untuk di tahap I, Smelter Manyar miliki PT Freeport Indonesia di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare, akan mengolah konsentrate tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun. Proyek smelter itu akan beroperasi di pertengahan 2024.

Baca juga : Kendaraan Listrik jadi Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan

"Kalau itu berhasil di tahun depan, maka kita sukses di tahap I untuk menghasilkan hilirisasi produk mineral. Lalu, mulai masuk ke tahap II yakni hilirisasi industri manufaktur," ucap Sesmenko.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mendukung pengembangan baterai kendaraan listrik di Tanah Air secara end to end atau dari hulu ke hilir. IBC merupakan konsorsium yang terdiri atas empat BUMN, yakni Mind ID, PT Pertamina, PT PLN, dan PT Antam.

"Tugas IBC ialah melakukan pengembangan terintegrasi dari hulu ke hilir. Selain itu, kami juga harus mengembangkan sisi suplai dan demand baterai kendaraan listrik," jelasnya.

IBC telah bekerja sama dengan perusahaan asal Korea, LG Energy Solution dan Hyundai Group untuk mendirikan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat. Proyek itu ditargetkan beroperasi di tahun depan dengan kapasitas produksi sebesar 10 giga watt hour (GwH) dan menghasilkan 150.000 unit baterai kendaraan listrik.

Toto mengakui pihaknya amat membutuhkan bantuan dari asing karena belum memiliki teknologi tinggi dalam mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik di dalam negeri.

"Yang kita kembangkan kan baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir, itu kenapa kita membutuhkan partnership karena mereka punya teknologi," pungkasnya. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya