Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Kebijakan tarif impor tembaga 50% yang diberlakukan Amerika Serikat diperkirakan tidak akan mengguncang kinerja smelter nasional. Konsistensi hilirisasi dan strategi diversifikasi pasar ekspor menjadi fondasi utama ketahanan industri tembaga dan tambang Indonesia.
Laporan riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berjudul “Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan” menegaskan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap pasar tunggal, seperti AS, telah berkurang berkat keberhasilan mendorong ekspor produk hilir ke berbagai negara.
“Perluasan ekspor ke pasar nontradisional dan penguatan perjanjian perdagangan bebas jadi kunci mengurangi risiko dan meningkatkan daya saing global,” ujar Nur Kholis, Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI.
Pemerintah kini mengarahkan ekspor ke kawasan Eropa dan Afrika yang dinilai memiliki potensi pasar besar. Strategi ini pun mulai menunjukkan hasil nyata.
Tren positif tercermin dari peningkatan tajam ekspor produk turunan. Ekspor pasir silika melonjak dari US$3,54 juta pada 2021 menjadi US$58,61 juta pada 2023. Ekspor produk photovoltaic—komponen penting dalam teknologi energi terbarukan—juga naik dari US$175,82 juta pada 2022 menjadi US$228,21 juta pada 2023.
“Hilirisasi bukan sekadar menambah devisa, tapi juga mengakselerasi transformasi industri nasional ke arah berteknologi tinggi dan berkelanjutan,” lanjut Nur Kholis.
Meski demikian, hilirisasi juga membutuhkan dukungan SDM. FEB UI mencatat, sektor manufaktur dan hilirisasi membutuhkan sekitar 16.000 tenaga kerja kompeten setiap tahun. Sinergi pusat-daerah untuk penyediaan pelatihan berbasis kebutuhan industri pun menjadi krusial.
Selain itu, pengembangan usaha berbasis komunitas dinilai strategis untuk memastikan manfaat hilirisasi dirasakan langsung oleh masyarakat lokal. (RO/Z-10)
Lebih dari 60 negara di seluruh dunia tengah berjibaku merespons gelombang tarif baru dari Amerika Serikat
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan pemerintah akan terus melakukan negosiasi agar bisa menekan tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang saat ini ditetapkan 19%.
KOMISI Eropa menangguhkan tarif balasan yang rencananya akan diberlakukan atas impor Amerika Serikat (AS) senilai 93 miliar euro atau setara Rp1.765 triliun.
TARIF resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sebesar 19% akan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
INDUSTRI alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan tarif impor yang ditetapkan sebesar 19% ke Amerika Serikat.
Sejumlah produk komoditas strategis Indonesia tengah diupayakan agar dikenai tarif lebih rendah dari 19%, atau bahkan diharapkan bisa mendekati 0%, alias bebas pungutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved