Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
EKSPANSI Privy, perusahaan rintisan penyedia layanan identitas dan tanda tangan digital, dengan membuka cabang luar negeri pertama di Sydney, mendapat apresiasi dari pemerintah Australia. Langkah Privy yang merupakan perusahaan SaaS (Software as a Service) Indonesia pertama yang melakukan ekspor layanan ke negara maju, dinilai sebagai salah satu manifestasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Hal tersebut diungkapkan Menteri Industri dan Sains Australia, Ed Husic MP saat bersama Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams berkunjung ke kantor Privy di Jakarta, Senin (24/7). Kunjungan tersebut bertujuan mengenal lebih dalam layanan identitas dan tanda tangan digital, sistem keamanan informasi, serta tim manajemen Privy.
"Ekosistem digital Indonesia sangat dinamis dan berkembang pesat. Saya sangat antusias dengan peluang untuk mengembangkan hubungan Australia-Indonesia di bidang ini," ungkap Ed Husic dalam keterangan yang diterima, Selasa (25/7).
Ia mengatakan, digitalisasi bukan hanya tentang teknologi dan orang orang yang bekerja di dalamnya, tetapi juga terkait soal keyakinan dan kepercayaan. "Jadi apa yang dilakukan Privy sangat penting. Privy adalah salah satu perusahaan teknologi inovatif Indonesia yang merintis jalan bagi lebih banyak kemitraan digital di bawah IA-CEPA," tambahnya.
Apresiasi juga diungkapkan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria yang hadir dalam kunjungan ke kantor Privy tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), jelas Nezar, mendukung penuh ekspansi internasional Privy yang merupakan salah satu Perusahaan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) berinduk yang terdaftar dan diawasi oleh Kominfo.
"Kami sangat bangga atas pencapaian Privy sebagai Perusahaan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik pertama yang melakukan ekspansi ke luar negeri. Kami berharap langkah pertama ini dapat memotivasi perusahaan rintisan Indonesia lainnya untuk melakukan expansi ke luar negeri. Kami yakin Privy dan perusahaan–perusahaan rintisan lainnya memiliki kompetensi untuk bersaing di pasar internasional," ungkap Nezar
Di sisi lain, Marshall Pribadi, CEO/Co-Founder bersama Guritno Adi Saputra, CTO/Co-Founder Privy menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia atas dukungan yang diberikan. Menurut Marshall Pribadi, Privy percaya kesuksesan serupa juga akan membawa faedah bagi kepercayaan pada transaksi elektronik di Australia.
"Kami bertekad Privy dapat mewujudkan harapan besar untuk mempererat kerja sama bisnis antara Indonesia dan Australia. Hadirnya Privy di Australia tidak hanya bertujuan meningkatkan kepercayaan dan keamanan transaksi di ruang siber bagi pengguna digital, tapi juga untuk berkolaborasi dengan ekosistem dan talenta digital Australia dalam menciptakan produk yang lebih revolusioner lagi bagi pasar global”, ungkap Marshall Pribadi.
Hingga kini Privy sudah digunakan oleh lebih dari 40 juta individu dan 3.000 perusahaan. Sudah lebih dari 150 juta dokumen elektronik telah ditandatangani menggunakan aplikasi Privy. (RO/R-2)
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Di era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Salah satunya dalam hal transaksi keuangan.
Melalui platform digital, konsumen dapat mengakses informasi terkait produk, melakukan konsultasi online gratis, serta membeli dengan cepat dan mudah.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin pesat dan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya yakni transformasi di bidang perekonomian dan keuangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Peeba Indonesia sebagai sebuah platform grosir digital, mengeksplorasi bagaimana tantangan-tantangan yang dialami para pemilik merk dapat dijawab dengan teknologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved