Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
EKSPANSI Privy, perusahaan rintisan penyedia layanan identitas dan tanda tangan digital, dengan membuka cabang luar negeri pertama di Sydney, mendapat apresiasi dari pemerintah Australia. Langkah Privy yang merupakan perusahaan SaaS (Software as a Service) Indonesia pertama yang melakukan ekspor layanan ke negara maju, dinilai sebagai salah satu manifestasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Hal tersebut diungkapkan Menteri Industri dan Sains Australia, Ed Husic MP saat bersama Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams berkunjung ke kantor Privy di Jakarta, Senin (24/7). Kunjungan tersebut bertujuan mengenal lebih dalam layanan identitas dan tanda tangan digital, sistem keamanan informasi, serta tim manajemen Privy.
"Ekosistem digital Indonesia sangat dinamis dan berkembang pesat. Saya sangat antusias dengan peluang untuk mengembangkan hubungan Australia-Indonesia di bidang ini," ungkap Ed Husic dalam keterangan yang diterima, Selasa (25/7).
Ia mengatakan, digitalisasi bukan hanya tentang teknologi dan orang orang yang bekerja di dalamnya, tetapi juga terkait soal keyakinan dan kepercayaan. "Jadi apa yang dilakukan Privy sangat penting. Privy adalah salah satu perusahaan teknologi inovatif Indonesia yang merintis jalan bagi lebih banyak kemitraan digital di bawah IA-CEPA," tambahnya.
Apresiasi juga diungkapkan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria yang hadir dalam kunjungan ke kantor Privy tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), jelas Nezar, mendukung penuh ekspansi internasional Privy yang merupakan salah satu Perusahaan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) berinduk yang terdaftar dan diawasi oleh Kominfo.
"Kami sangat bangga atas pencapaian Privy sebagai Perusahaan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik pertama yang melakukan ekspansi ke luar negeri. Kami berharap langkah pertama ini dapat memotivasi perusahaan rintisan Indonesia lainnya untuk melakukan expansi ke luar negeri. Kami yakin Privy dan perusahaan–perusahaan rintisan lainnya memiliki kompetensi untuk bersaing di pasar internasional," ungkap Nezar
Di sisi lain, Marshall Pribadi, CEO/Co-Founder bersama Guritno Adi Saputra, CTO/Co-Founder Privy menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia atas dukungan yang diberikan. Menurut Marshall Pribadi, Privy percaya kesuksesan serupa juga akan membawa faedah bagi kepercayaan pada transaksi elektronik di Australia.
"Kami bertekad Privy dapat mewujudkan harapan besar untuk mempererat kerja sama bisnis antara Indonesia dan Australia. Hadirnya Privy di Australia tidak hanya bertujuan meningkatkan kepercayaan dan keamanan transaksi di ruang siber bagi pengguna digital, tapi juga untuk berkolaborasi dengan ekosistem dan talenta digital Australia dalam menciptakan produk yang lebih revolusioner lagi bagi pasar global”, ungkap Marshall Pribadi.
Hingga kini Privy sudah digunakan oleh lebih dari 40 juta individu dan 3.000 perusahaan. Sudah lebih dari 150 juta dokumen elektronik telah ditandatangani menggunakan aplikasi Privy. (RO/R-2)
Pendekatan yang dilakukan BI Kalsel tidak hanya fokus pada aspek digital, melainkan juga dikolaborasikan dengan budaya lokal agar lebih mudah diterima masyarakat.
Pandi berkomitmen membangun ekosistem digital Indonesia yang sehat, aman, dan berdaya saing global.
Fokusnya bukan hanya menjual produk, tetapi membangun pengalaman tidur sehat melalui bahan bebas logam berat, desain ergonomis, dan inovasi berkelanjutan.
Identitas mesin kini menjadi bagian integral dalam ekosistem digital Indonesia—dari aplikasi perbankan, sistem pemerintahan, hingga layanan e-commerce.
Menurutnya, ada lima hal yang ditekankan bagi peserta yakni multimedia dan broadcasting, mikrotik, psikologi pendidikan, teknologi artificial intelligence (AI), dan jurnalistik.
PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) atau Sspace terus merealisasikan ekspansi bisnis ke segmen event and exhibition. Itu dilakukan melalui tranformasi Sspace Musik dari TV Kereta ke ruang publik.
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, dengan peningkatan 11,2% secara tahunan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved