Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENAWARAN perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, dinilai bisa membangun kepercayaan publik kepada pemerintah.
"Sebab, selain menjadikan perusahaan lebih mandiri. IPO PGE juga membuka kesempatan masyarakat untuk turut mengawasi perusahaan," jelas analis kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah.
“Dengan begitu, IPO PGE ini bisa membangun kepercayaan publik kepada Pemerintah. Tata kelola perusahaan meningkat dan lebih transparan sehingga masyarakat bisa ikut mengawasi. Selain itu, IPO juga mengurangi ketergantungan kepada Penyertaan Modal Negara (PMN),” kata Trubus kepada media, Kamis (23/2).
Bahkan Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) ini menambahkan, ke depan, pola pendanaan melalui IPO juga bisa dilakukan BUMN-BUMN lain, yang saat ini masih menjadi perusahaan tertutup.
Baca juga : Pakar UGM: IPO PGE Bukan Privatisasi, Masyarakat Jangan Khawatir
“Saya termasuk Tim Penyusun RUU BUMN. Kalau saya lihat, arahnya memang ke sana. Dengan IPO, negara tidak terlalu banyak memberikan PMN, sehingga tidak mengganggu APBN. Intinya adalah kemandirian BUMN,” imbuh Trubus.
Melalui kemandirian tersebut, tentu perusahaan bisa menjadi lebih leluasa dan lebih lincah. Didukung tata kelola yang baik termasuk penerapan prinsip transparansi sebagai mandatori, kata Trubus, kinerja BUMN juga semakin meningkat dan bahkan bisa bersaing di tingkat global.
“Ini adalah kemandirian tanpa menghilangkan esensi bahwa PGE adalah perusahaan milik negara, karena saham yang dilepas juga sangat kecil, 25%," jelasnya.
Baca juga : Legislator: Aneh, Ada Pihak Khawatir PGE Jadi Lebih Transparan
"Sama sekali bukan privatisasi, karena Pertamina masih memegang kendali kebijakan perusahaan. Jadi, ruhnya, perusahaan ini tetap milik negara dengan kepercayaan publik termasuk sense of belonging yang semakin meningkat,” lanjut Trubus.
Melalui IPO, perusahaan seperti PGE juga akan menjadi lebih profesional. Transparansi dan pengawasan publik, kata Trubus, bisa menekan potensi penyimpangan dan bahkan politisasi pada perusahaan.
Sebagai aksi korporasi, lanjut Trubus, IPO semacam ini, juga sudah banyak dilakukan BUMN. Jadi bukan hal baru. Bahkan di masa mendatang, secara bertahap BUMN lain juga diarahkan menjadi perusahaan terbuka.
“Kita lihat saja, banyak BUMN yang berhasil IPO. Kinerja meningkat, namun mereka tetap BUMN yang dimiliki negara. Tak kalah penting, BUMN masih memainkan peran sebagai penghubung antara negara dan society bernama masyarakat,” pungkasnya. (RO/OL-09)
Berbagai inovasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) membuktikan BUMN tersebut terdepan dalam transisi energi dan dekarbonisasi.
Upaya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang agresif melakukan eksplorasi sumur migas diapresiasi. Itu bisa menjadi bekal ketahanan energi nasional.
Dengan penambahan ini, Pertamina yakin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, baik yang tengah melakukan perjalanan ataupun tinggal di rumah
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus telah menyiapkan penyaluran fakultatif lebih dari 107% dari rata-rata penyaluran harian dengan jumlah 160.120 tabung untuk seluruh wilayah NTB.
ESP sangat efektif untuk meningkatkan produksi pada sumur dengan cadangan yang masih besar tapi bertekanan rendah atau dengan angka produksi yang menurun.
Meskipun belum seluruhnya terbukti secara hukum, hal ini menambah kekhawatiran atas lemahnya sistem pengawasan pasca restrukturisasi.
Agar bisnis tumbuh berkelanjutan, maka implementasi GRC juga harus berkelanjutan.
Penyesuaian strategi ini tidak hanya menciptakan nilai nyata bagi pemegang saham tetapi juga memperkuat posisi keuangan GRP.
Galeri 24 yang merupakan anak perusahaan PT Pegadaian itu membuka outlet baru Galeri 24 JStore di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, Bali.
Realisasi kerja sama iPT Pusaka Bumi Transportasi dan Chetra Rusia ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) kedua perusahaan di Jakarta, Kamis (15/9).
Perhutani Group melalui anak perusahaan hasil merger berstrategi untuk menerapkan strategi product focus untuk pertumbuhan bisnisnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved