Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Penurunan Inflasi AS Belum Sesuai Harapan

Fetry Wuryasti
15/2/2023 09:36
Penurunan Inflasi AS Belum Sesuai Harapan
Ilustrasi. Gedung Bank Sentral AS The Fed di Washington DC, Amerika Serikat.(AFP/Daniel Slim )

MESKIPUN inflasi AS turun dari 6,5% menjadi 6,4%, dan inflasi inti juga turun dari 5,7% menjadi 5,6%. Itu semua masih tidak memuaskan pelaku pasar dan investor.

Ketidakpuasan berdampak ke pasar, yang menyadari inflasi tidak semudah itu untuk mengalami penurunan dalam. Bank Sentral AS The Fed harus turun tangan untuk mengatasi inflasi, dengan menaikkan tingkat suku bunga lebih tinggi.

Hal yang membuat inflasi sulit untuk turun yaitu tingginya biaya energi dan tempat tinggal yang membuat inflasi terlihat kokoh. Perlambatan penurunan inflasi ini merupakan yang paling lambat dibandingkan dengan sebelum sebelumnya.

"Penurunan inflasi tidak serta merta bisa turun dengan langsung, membutuhkan proses dan volatilitas. Namun selama garis besarnya mengalami penurunan, diikuti dengan tindakan yang tepat oleh The Fed, seharusnya penurunan inflasi hanya tinggal menunggu waktu," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Rabu (15/2).

Baca juga: Pasar Menanti Data Neraca Perdagangan Indonesia untuk Januari

Saat ini, daya tahan konsumen AS yang diikuti dengan dengan kuatnya data ketenagakerjaan dan upah, membuat inflasi semakin sulit. Maka The Fed harus mengendalikannya.

"Kenaikkan tingkat suku bunga The Fed lebih tinggi akan memiliki tingkat risiko yang jauh lebih kecil daripada menaikkan tingkat suku bunga yang terlalu sedikit," kata Nico.

Data ketenagakerjaan AS membuat risiko menjadi terbalik terhadap pertumbuhan upah dan harga jasa. Tidak mudah untuk bisa menstabilkan inflasi.

Pelaku pasar dan investor terlihat yakin akan adanya kenaikan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps pada pertemuan The Fed berikutnya, dan kenaikan yang lebih tinggi daripada yang diproyeksikan sebelumnya.

Alhasil indeks Dow Jones yang sebelumnya menguat, semalam melemah -0,46%, begitu pun juga dengan S&P 500 -0,03%, akibat adanya persepsi tentang kenaikan tingkat suku bunga The Fed.

"Ini akan memberi tekanan kepada pelaku pasar dan investor dalam jangka pendek. Secara jangka menengah hingga panjang, kami yakin mereka dapat menerimanya karena telah beradaptasi," kata Nico. (Try/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya