Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui bahwa anggaran pemerintah daerah (pemda) kerap mengendap di perbankan. Diketahui, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepala daerah terkait persoalan dana mengendap dalam rapat koordinasi nasional di Bogor, Jawa Barat.
Menurut Ganjar, data dana pemda yang mengendap di perbankan dan tercatat oleh Kementerian Keuangan, perlu disandingkan dengan data lainnya. Dia menilai data tersebut tidak bisa dijadikan acuan tunggal.
"Persoalannya, Menteri Keuangan selalu pakai data dari Bank Indonesia. Enggak fair, sorry lho. Saran saya agar datanya real, duduk komunikasi dengan kami. Jawa Tengah sudah kita buat sistem digitalisasi. Kalau Kementerian Keuangan butuh (data), Kementerian Dalam Negeri butuh, kita kasih realnya berapa," jelas Ganjar, Selasa (17/1).
Baca juga: Menkeu: Hingga Akhir 2022, Dana Pemda di Perbankan Capai Rp123 Triliun
Politikus Partai PDI Perjuangan menambahkan jelang pemilihan kepala daerah (pilkada), dana pemda kerap mengendap di bank. Sehingga, tidak terjadi belanja daerah. Pun, pilkada dibiayai dari postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Terkait mau pilkada, itu kan duitnya harus ngendon ka,n kita nabung untuk pilkada, pasti ngendon (diam)," imbuhnya.
Adapun persoalan lain, yakni pembayaran rumah sakit yang tidak terserap, karena pemerintah pusat baru melakukan transfer dana pada Desember 2021. Sedangkan, untuk menggunakan anggaran tersebut, kepala daerah perlu menunggu APBD perubahan diketok bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada 2022.
Baca juga: Presiden Izinkan Pemda Tampung Silpa di Dana Abadi
Oleh karena itu, Ganjar meminta Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan tidak terlambat mengeluarkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak-juknis), yang menjadi pedoman bagi kepala daerah untuk penggunaan anggaran.
"Solusinya, Kemendagri atau Kemenkeu tidak keluarkan saja. Dalam hal ada transfer masuk, dalam hal kondisi khusus, maka dalam bulan berikutnya boleh digunakan. Pada awal tahun anggaran gak apa-apa, tapi kami harus tunggu APBD perubahan dan itu akhir tahun," papar Ganjar.
Lebih lanjut, dia menyoroti pandemi covid-19 yang menimbulkan ketidakpastian, sehingga dana transfer untuk pembayaran rumah sakit pun telat, termasuk aturan pelaksananya.(OL-11)
Menkeu mendorong pemda untuk mengoptimalkan belanja secara cepat, alih-alih menunggu akhir tahun. Sebab, tantangan perekonomian pada 2023 dianggap masih cukup menantang.
Pemda diharapkan segera melaksanakan kontrak dan mempercepat proses pengadaan barang dan jasa setelah perubahan APBD.
Namun, Pemprov DKI akan melakukan evaluasi terkait penyebab banyaknya dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang belum tersalur.
Swasembada pangan desa adalah ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan bahan pangan nabati maupun hewani di desa.
Mendes PDT Yandri Susanto mengajak pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk berkolaborasi dalam menggali potensi daerah masing-masing, demi kesejahteraan masyarakat di desa.
Learning Management System (LMS) Pamong Desa hadir untuk memperkuat program peningkatan kapasitas aparatur desa dan kelembagaan desa di 75.265 desa secara digital.
Sekolah Pemerintah Desa angkatan tahun 2024 diikuti sebanyak 195 orang, yakni 65 kepala desa dan 130 staf desa yang terdiri dari satu operator spasial dan satu operator sosial.
Selama semester pertama 2024 Desa Lembang sudah bisa menghasilkan pendapatan hingga sebesar Rp300 juta dari target Rp521 juta.
kunci utama untuk mendorong kemajuan desa adalah memberikan kepercayaan kepada kepala desa (kades) dan pemerintah desa dalam menyusun program kerja mereka, termasuk dalam mengelola dana desa
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved