Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Inflasi AS Turun, Investor Pasar Modal Happy

Fetry Wuryasti
14/12/2022 14:27
Inflasi AS Turun, Investor Pasar Modal Happy
Ilustrasi pergerakan saham di pasar modal.(AFP)

TINGKAT inflasi pada akhirnya turun lebih dalam dari perkiraan. Inflasi utama turun dari sebelumnya 7,7% menjadi 7,1%. Lalu, inflasi inti Amerika Serikat (AS) turun dari sebelumnya 6,3% menjadi 6%.

Kedua, inflasi itu turun lebih dalam dari proyeksi sebelumnya. Tentu efek ini menggembirakan bagi pasar. Sebab, ruang untuk Bank Sentral AS, The Fed, untuk menaikkan tingkat suku bunga tinggi, akan semakin berkurang.

Inflasi utama mencatatkan kenaikan bulanan terkecil dalam lebih dari satu tahun terakhir. Sehingga, harapan akan inflasi yang terkendali bukan lagi sekedar mimpi.

Harga energi yang lebih rendah telah mendorong inflasi turun, mengimbangi kenaikan biaya pangan. Indeks S&P 500 AS melonjak pada pembukaan dan imbal hasil US Treasury turun.

Baca juga: Gubernur BI Ungkap Lima Masalah Ekonomi Global Saat Ini

Selanjutnya, pasar menunggu hasil pertemuan The Fed yang akan berlangsung pada hari Kamis (15/12). Dengan data inflasi AS yang lebih rendah daripada yang diproyeksikan, ini menjadi bekal bagi The Fed pada pertemuannya.

Adapun kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) 50 basis poin dapat dipastikan akan terjadi, karena inflasi yang mendukung alasan The Fed membuat keputusan.

"Namun tetap harus cermati. The Fed sendiri masih akan menaikkan tingkat suku bunga, sampai pada satu titik inflasi dan tingkat suku bunga bertemu," kata Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu (14/12).

Biar bagaimanapun inflasi harus tetap dikendalikan, karena itu merupakan salah satu komitmen Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell sejak awal tahun. The Fed juga berjanji untuk mengembalikan tingkat inflasi untuk menghadapi ketidakpastian global.

Baca juga: Erick: BUMN Telah Ciptakan Lapangan Kerja Bagi 45 Juta Orang

Namun setidaknya untuk saat ini, tidak ada alasan bagi The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga 75 bps. Hal ini akan mengubah keputusasaan menjadi harapan.

Persepsi dan ekspektasi akan membantu situasi dan kondisi menjadi jauh lebih baik, optimisme akan muncul seiring dengan kehadiran harapan dalam situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Meski inflasi mulai menurun, namun bukan berarti The Fed tidak akan menaikkan tingkat suku bunga.

"Kami melihat pengetatan tetap akan dilanjutkan, namun tidak akan setinggi dari target sebelumnya yang berkisar 5-5,5% untuk tingkat suku bunga The Fed pada tahun depan, selama inflasi bergerak mengalami penurunan," tutur Nico.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya