Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJUMLAH prediksi lembaga keuangan menyebutkan, tahun 2023 akan terjadi resesi global, salah satunya disebabkan faktor geopolitik yang mengganggu rantai pasok perekonomian global dan meningkatkan inflasi.
Indonesia disinyalir juga akan terkena dampak dari turbulensi tersebut. Ekonom nstitute for Development of Economics and Finance (Indef) Ariyo Irhamna mengatakan, untuk mengantisipasi gejolak itu, pemerintah harus lebih bijak dalam penggunaan anggaran.
"Pemerintah harus lebih wise (dalam penggunaan anggaran) dan fokus pada sektor yang meredam dampak ekonomi global," kata Ariyo dalam diskusi virtual bertajuk Economic Outlook 2023 bertema 'Economic Outlook 2023: Ancaman Resesi 2023 di Depan Mata, Fakta atau Hoax?, Kamis (8/12).
Ariyo mengungkapkan, Indef memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada pada kisaran 4,8%, jauh lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tertuang dalam APBN 2023 sebesar 5,3%. Bahkan proyeksi tersebut juga sedikit lebih rendah dari ramalan Asian Development Bank (ADB) yang sebesar 5%.
Hal itu karena Indonesia tidak lepas dari tantangan global yang akan terjadi pada 2023, diantaranya inflasi tinggi, pengetatan moneter, dan eskalasi perang Ukraina-Rusia.
Baca juga : Pemerintah Optimis Defisit Anggaran 2022 Di Bawah 3%
"Saran saya alokasikan untuk sektor yang berkaitan dengan kebutuhan pokok, pangan, pendidikan, kesehatan. Kesampingkan program yang tidak terlalu berkaitan dengan kebutuhan pokok, misalkan pariwisata. Perlu diperhatikan juga UMKM yang bisa menjadi buffer (penahan) bagi gejolak perekonomian," ujarnya.
Assurance Partner Grant Thornton Indonesia Alexander Adrianto Tjahyadi menambahkan, saat ini pelaku usaha juga sedang wait and see terhadap spending yang harus dikeluarkan.
"Mana yang bisa ditunda, khususnya yang konsumtif dan enggak perlu, karena likuiditas jadi terbatas. Bagaimana cara mereka mengutilisasi sumber daya ekonomi untuk hasil yang lebih maksimal," ujar Alexander.
Namun demikian, ketika tiba saatnya resesi itu datang, tetap akan ada peluang yang bisa digaet. Adapun kenaikan suku bunga membuat peluang untuk menabung menjadi lebih baik.
"Lalu kita bisa bangun bisnis, dan investasinya bisa ke deposito karena imbal balik lebih menarik," ucapnya. (RO/OL-7)
POLEMIK kebijakan pascapandemi, dan memanasnya konflik geopolitik menjadi faktor pembeda jika dibanding dengan pemicu krisis ekonomi sebelumnya, seperti pada 1998 dan 2008.
SETIAP krisis berawal dari dalam sistem. Apakah itu organisasi bisnis, sosial, dan pemerintah, potensi krisis senantiasa berakar dalam mekanisme internal.
Di Amerika, persoalan ekonomi, terutama melambungnya inflasi, menjadi isu hangat menjelang pemilu sela yang akan dihelat November mendatang
Berdasarkan analisa Climate Action Tracker (CAT), sektor industri minyak dan gas di seluruh dunia mendorong bahan bakal fosil sebagai jalan keluar dari krisis.
Rakyat Argentina bersuka cita turun ke jalan-jalan di seantero negeri merayakan kemenangan yang epik atas Prancis melalui adu penalti.
Pemerintah federal Amerika Serikat berpotensi kekurangan uang tunai alias krisis uang tunai untuk membayar semua utang yang jatuh tempo 1 Juni.
Presiden Joe Biden dan Ketua Kongres Kevin McCarthy telah membuat kesepakatan yang dapat menyelamatkan Amerika terbebas dari gagal bayar utang atau default.
Menko Marves pun mengecam sejumlah pihak yang masih bermain-main dengan melakukan impor produk luar negeri untuk sektor pendidikan.
Tito berharap daerah membelanjakan anggaran secara konsisten. Pasalnya, realisasi belanja daerah bagian dari upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Jangan ada nafsu berlebihan untuk mengeluarkan anggaran karena sebetulnya kalau enggak habis masih bisa dipakai. Apalagi kalau diselewengkan untuk agenda politik, janganlah."
Pemerintah menetapkan anggaran belanja produktif untuk periode 2024 lebih rendah ketimbang realisasi di 2023.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyoroti banyaknya belanja negara yang mubazir karena hanya untuk mempersolek gedung-gedung atau kantor-kantor pemerintahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved