Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tingkatkan Kerjasama Antar Negara untuk Hadapi Krisis Global

Despian Nurhidayat
27/9/2022 18:26
Tingkatkan Kerjasama Antar Negara untuk Hadapi Krisis Global
Kawasan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin.(ANTARA/SIGID KURNIAWAN )

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi badai sempurna atau perfect storm akibat krisis global yang melanda.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Fajar Hirawan merasa bahwa wajar jika Indonesia harus lebih siap dalam mengantisipasi ketidakpastian dan gejolak ekonomi global, khususnya pascapandemi.

"Yang pasti, kita harus menyadari bahwa sebagai salah satu negara di dunia, kita tidak bisa secara soliter memenuhi kebutuhan domestik dan perlu digarisbawahi bahwa setiap negara di dunia saat ini saling terhubung satu sama lain (network economy)," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (27/9).

Lebih lanjut, Fajar menjelaskan setidaknya ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan Indonesia untuk menghadapi badai krisis dunia. Salah satunya ialah tidak terjerumus pada populisme kebijakan ekonomi yang cenderung inward looking.

"Indonesia harus dapat menunjukkan bahwa setiap negara di dunia harus tetap membuka diri dan meningkatkan kerja sama ekonomi, khususnya perdagangan dan investasi," kata Fajar.

Selain itu, sinergi yang baik antara otoritas fiskal (Kementerian Keuangan) dan moneter (BI) perlu dilakukan agar bauran kebijakan fiskal-moneter dapat secara efektif menjaga stabilitas ekonomi.

Baca juga: Badai Krisis Ekonomi Menanti, Kadin Khawatir Investasi Asing Terganggu

Terkahir, kebijakan bantuan sosial dan subsidi ditegaskan harus tepat sasaran agar mampu menjadi bantalan bagi masyarakat yang rentan terimbas badai krisis.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan bahwa Indonesia pasti terdampak krisis global. Namun, dia masih optimis perekonomian Indonesia masih akan melanjutkan proses pemulihannya.

"Perekonomian Indonesia tidak bergantung banyak kepada ekspor melainkan lebih ditentukan oleh konsumsi domestik. Sementara seiring mulai meredanya pandemi, konsumsi masyarakat sudah berangsur kembali normal. Indonesia bisa mengandalkan pasar domestik untuk tumbuh ketika global mengalami resesi," tegas Piter.

Menurut Piter, saat ini yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah menjaga momentum pemulihan ekonomi yang sedang berjalan agar tidak terganggu. Salah satu langkah konkret yang dspat dilakukan ialah dengan tidak menaikkan kembali harga subsidi BBM ke depannya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya