Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Badai Krisis Ekonomi Menanti, Kadin Khawatir Investasi Asing Terganggu

Insi Nantika Jelita
27/9/2022 16:24
Badai Krisis Ekonomi Menanti, Kadin Khawatir Investasi Asing Terganggu
Ilustrasi platform investasi digital(Freepik.com )

KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengkhawatirkan arus investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) akan terganggu akibat badai krisis ekonomi atau perfect storm yang diperkirakan terjadi di 2023. 

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan, saat di masa krisis umumnya para investor global memilih menahan diri tidak berinvestasi di proyek atau portofolio investasi yang sifatnya high risk atau risiko tinggi, utamanya di negara berkembang. 

Baca juga: Bogasari Raih Penghargaan Manajemen Energi Tingkat Dunia

"Karena itu terdapat potensi tinggi terjadinya gangguan arus FDI ke Indonesia ketika krisis global terjadi di 2023," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (27/9). 

Kekhawatiran akan terhambatnya arus investasi asing ini karena negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Tiongkok atau negara Uni Eropa (UE) diyakini mengalami krisis ekonomi parah dan mereka merupakan sumber FDI yang signifikan untuk Indonesia.

Negara besar dinilai tidak mampu mengatasi inflasi di negaranya karena permasalahan struktural pada fundamental ekonomi maupun karena efek lanjutan dari pandemi atau perang di Ukraina. 

"Dalam pandangan kami, krisis ekonomi global hampir pasti terjadi dalam 12 bulan ke depan, khususnya di negara yang selama ini menjadi mitra dagang dan investasi besar Indonesia seperti AS, Tiongkok dan UE," kata Shinta. 

Pemerintah Indonesia diminta terus memonitor dan mempersiapkan ketahanan fiskal dan fundamental ekonomi nasional agar tetap sehat dan stabil. 

Kebijakan ekonomi makro pun harus responsif dan fleksibel guna mengatasi counter balance efek dari tekanan krisis global.

"Ketahanan ini sangat tergantung pada fundamental ekonomi nasional dan respon kebijakan fiskal yang prudensial terhadap efek negatif yang diciptakan ketika ekonomi besar di dunia mengalami krisis di 2023," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya