Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Semua Istana Presiden Sudah 100 Persen Gunakan EBT

Andhika Prasetyo
06/9/2022 12:31
Semua Istana Presiden Sudah 100 Persen Gunakan EBT
Istana Bogor(MI/Ramdani)

Sekretariat Presiden menerima Certificate Renewable Energy (CRE) dari PT PLN. Sertifikat tersebut diterima atas upaya Setpres yang secara maksimal sudah menggunakan energi baru terbarukan (EBT) dalam semua kegiatan di seluruh area Istana Kepresidenan setiap hari.

Kepala Setpres Heru Budi Hartono mengungkapkan, saat ini, enam istana yaitu Istana Negara, Istana Merdeka, Istana Cipanas, Istana Bogor, Istana Yogyakarta dan Istana Tampaksiring di Bali, sudah memanfaatkan energi yang bersumber dari pembangkit listrik ramah lingkungan.

"Pasokan listrik untuk semua istana bersumber dari renewable energy. Sudah 100%, makanya kita dapat sertifikat ini," ujar Heru di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/9).

Khusus untuk istana yang berlokasi di Jakarta, Bogor dan Cipanas, sumber energi disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Heru mengatakan langkah tersebut merupakan sebuah keharusan di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin parah setiap tahun. Sebagai salah satu lembaga pemerintahan, ia merasa Setpres memiliki tanggung jawab untuk menjadi pelopor sehingga bisa diikuti oleh instansi-instansi pemerintahan lain terutama yang ada di Jakarta.

"Kami selalu mendukung tuntutan-tuntutan dunia, salah satunya harus menggunakan listrik yang bersumber dari EBT. Tentunya kami ingin ini bisa diikuti lembaga-lembaga pemerintah lainnya agar kita bisa memerangi kondisi perubahan iklim yang tidak terduga. Kita harus lebih cepat lagi mengubah kebiasaaan," tuturnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengapresiasi terobosan yang dilakukan Setpres. Ia mengatakan, sejauh ini, sebagian besar pihak yang menggunakan EBT adalah badan usaha terutama penanam modal asing.

"Ini biasanya pembeli EBT adalah penanam modal asing yang memproduksi barang yang dikirim ke pasar global. Mereka menggunakan EBT karena pasar internasional mewajibkan pengunaan karbon rendah. Semakin rendah karbon, semakin laku barang yang dipasarkan," ucap Darmawan.

Ia pun berharap langkah futuristik Setpres bisa diikuti seluruh kementerian/lembaga pemerintahan di Indonesia. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya