Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Lembaga Audit Jadi Pemandu Pemerintah Hadapi Krisis

Emir Chaerullah
29/8/2022 17:21
Lembaga Audit Jadi Pemandu Pemerintah Hadapi Krisis
Pembukaan SAI20 Summit di Bali(Dok.BPK )

Indonesia melalui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menginisiasi pembentukan Supreme Audit Institution 20 (SAI20 Summit) atau Lembaga Audit Negara-Negara G20. Pembentukan SAI20 diharapkan menjadi sebuah warisan tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga dunia untuk mewujudkan peran serta SAI dalam mengatasi berbagai tantangan global, seperti krisis pandemi Covid-19, serta mempercepat pencapaian target-target SDGs.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap lembaga-lembaga audit, khususnya di negara-negara G20 dapat menjadi pemandu bagi pemerintah dalam mengelola keuangan negara, terutama dalam situasi genting di saat krisis.

“SAI memiliki peran yang sangat penting sebagai pemandu bagi pemerintah untuk menjaga disiplin dalam pengelolaan anggaran keuangan negara di saat menghadapi ragam tekanan berat dan situasi genting,” tegas Ma’ruf saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) SAI20 di Nusa Dua, Bali, Senin.

Lebih lanjut, Ma’ruf juga ingin kehadiran SAI20 akan memberikan nilai tambah bagi komunitas global dengan membangun tata kelola yang lebih tangguh dan mendorong kolaborasi yang lebih efektif antara lembaga audit dengan pemerintah, serta pemangku kepentingan lainnya. Seperti halnya pemerintah Indonesia yang membutuhkan BPK sebagai pengawal dalam melewati masa darurat yang membutuhkan kesigapan dan fleksibilitas, seraya tetap menjaga akuntabilitas dan legalitas tata kelola keuangan negara.

“Dalam proses pemulihan (dari krisis), pemerintah juga membutuhkan dukungan lembaga audit untuk memastikan program-program sentral pemulihan ekonomi nasional dapat terlaksana di lajur yang tepat, yaitu Reformasi Sistem Perlindungan Sosial, Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Ketahanan Bencana, serta Industri, Pariwisata dan Investasi menuju Ekonomi Hijau,” paparnya.

Tidak hanya itu, Ma’ruf menuturkan bahwa krisis yang datang bertubi-tubi dewasa ini telah mengamplifikasi risiko terhadap pencapaian agenda SDGs dengan melebarnya disparitas kesejahteraan.

“Sebagai mitra strategis pemerintah, lembaga audit turut memastikan peralihan fokus anggaran dan sumber daya untuk menangani dampak krisis agar tidak menyebabkan pencapaian agenda-agenda besar Pemerintah, termasuk SDGs, mengalami kemandekan apalagi kemunduran,” sebutnya.

Lebih jauh, pada kesempatan ini, Ma’ruf mengingatkan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi ketidakpastian dan perubahan dalam skala besar, kesulitan melakukan prediksi secara akurat, kerumitan tantangan akibat berbagai faktor yang saling berkaitan beserta mata rantai akibatnya.

“Meskipun tidak mudah, kondisi-kondisi tersebut telah memberikan pelajaran bagi semua pihak, termasuk SAI, dan dapat menjadi momentum untuk berbenah secara komprehensif, membangun tata kelola pemerintahan yang lebih baik serta adaptif, dan di saat bersamaan tetap akuntabel dan berintegritas, sehingga lebih siap dalam menghadapi ancaman dan tantangan di masa depan,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Ma’ruf mengharapkan  tiga hal terkait KTT SAI20 yang diselenggarakan saat ini. Pertama agar menyampaikan perspektif audit yang independen dalam rangka membantu pemerintah merumuskan kebijakan pemulihan ekonomi secara berkelanjutan, pencapaian target SDGs, dan kesiapan menghadapi krisis di masa depan.

“Kedua, SAI merumuskan peran dalam mendukung masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mengatasi aneka tantangan global, khususnya terkait isu utama Presidensi G20 Indonesia, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan pembangunan ekonomi hijau, termasuk transisi energi yang adil dan terjangkau,” ungkapnya.

Adapun yang ketiga, Ma’ruf meminta agar pengalaman krisis di masa lampau yang telah mencatat peran krusial para auditor bagi pemimpin negara dalam mengambil keputusan di masa-masa sulit, dapat menjadi pelajaran penting dalam upaya menghadapi krisis sekarang ini.

“Jadikan KTT SAI20 sebagai jembatan penghubung pemikiran para auditor manca negara yang tentunya memiliki mandat dan pengalaman berbeda dalam merespons krisis sehingga dapat memberikan kekayaan perspektif dan gagasan,” pintanya.

Terakhir, Wapres berharap, komunike yang akan dihasilkan dari KTT ini dapat mencakup ketiga hal tersebut, selain juga meningkatkan kerjasama dan kapasitas SAI.

“Komunike ini nantinya juga dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam penyiapan deklarasi Pemimpin G20 di Bali pada November 2022 yang akan datang,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua BPK Isma Yatun selaku Ketua SAI20 Indonesia 2022 dalam laporannya menyampaikan bahwa SAI20 baru dibentuk pada presidensi G20 Indonesia dan kini telah ditetapkan sebagai salah satu Engagement Group G20. Menurutnya, SAI20 dibentuk sebagai wadah pertemuan lembaga-lembaga audit negara anggota G20 untuk memberikan kontribusi kepada Pemimpin G20 dalam area transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola pemerintahan yang baik.

“Kami yang merupakan lembaga pemeriksa keuangan negara atau supreme audit institution dari negara-negara G20 ingin turut andil pada G20 melalui peran kami, terutama berkaitan dengan transparansi dan akuntabilitas tata kelola sektor publik,” terangnya.

Meski kepemimpinan Indonesia di G20, sambung Isma, disaat masa-masa sulit khususnya akibat hantaman pandemi Covid-19, namun tetap bertujuan memastikan agar semua negara dapat bangkit dalam menghadapi berbagai tantangan serta pulih bersama dan menjadi semakin kuat.

“Komunike SAI20 bertujuan menunjukkan komitmen bersama relevansi SAI20 kepada masyarakat, pemerintah, parlemen, dan pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya. (Che/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya