Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gobel: Terima Kasih kepada Petani dan Nelayan

Mediaindonesia.com
28/8/2022 19:07
Gobel: Terima Kasih kepada Petani dan Nelayan
Kegiatan Kenduri Bahari di Banyuwangi, Jawa Timur.(DOK Pribadi.)

WAKIL Ketua DPR Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, menyampaikan terima kasih kepada nelayan dan petani di seluruh Indonesia. 

"Kita, bangsa Indonesia, harus berterima kasih kepada petani dan nelayan di seluruh Indonesia. Di tengah climate change dan krisis pangan dunia tetapi petani dan nelayan kita tetap gigih menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya, Minggu (28/8).

Hal itu ia sampaikan saat melakukan kegiatan Kenduri Bahari di Banyuwangi, Jawa Timur. Acara berlangsung di dua tempat yakni Teluk Pangpang, Dusun Kali Watu, dan Dusun Pondok Asem. Kedua tempat yang cukup berjauhan itu masih dalam satu desa, yaitu Desa Kedungsari, Kecamatan Tegaldlimo. 

Acara pertama ialah kegiatan larung di Teluk Pangpang, sedangkan acara kedua yakni penanaman pohon mangrove. Penanaman pohon mangrove berlangsung di tempat bersejarah, yaitu petilasan Naya Genggong, seorang penasihat Raja Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Kegiatan ini diadakan oleh DPW Partai Nasdem Jawa Timur. Dalam acara ini hadir Anggota DPR Charles Meikyansyah dan Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Timur Sri Sajekti Sudjunadi atau biasa disapa Janet.

Gobel mengatakan saat ini dunia sedang dihadapkan pada dua tantangan. Pertama, climate change atau perubahan iklim. Hal ini berdampak pada kehidupan pertanian yang tidak pasti sehingga menurunkan kuantitas panenan tanaman pangan. Kedua, konflik Rusia-Ukraina yang berdampak pada terganggunya rantai pasokan pupuk dan pangan dunia. Kedua hal inilah yang kemudian menaikkan harga pangan di seluruh dunia dan berkurangnya pasokan pangan di mana-mana. 

"Namun berkat kerja keras petani dan nelayan Indonesia, kita bangsa Indonesia tetap tidak kekurangan pasokan pangan. Tanpa perjuangan, kerja keras, dan ketekunan petani dan nelayan, kita bisa dihadapkan pada kesulitan. Jika itu terjadi, bukan hanya berdampak pada soal pangan tetapi juga bisa berdampak pada ketahanan nasional dan stabilitas politik. Semua itu akhirnya bisa menjadi krisis multidimensi. Alhamdulillah semua itu tak terjadi," katanya.

Namun demikian, Gobel mengingatkan bahwa sebagai bangsa yang beragama, bangsa Indonesia harus memperbanyak syukur atas karunia Tuhan YME. Pertama, Indonesia memiliki tanah dan laut yang luas. Kedua, tanah Indonesia subur dan lautnya kaya dengan beragam ikan. Ketiga, iklim Indonesia yang ramah sehingga bisa bertani dan melaut sepanjang tahun. "Jadi kita harus banyak bersyukur. Jangan menyianyiakan karunia Tuhan ini dengan malas-malasan," katanya.

Selain itu, kata Gobel, rasa syukur itu juga harus berupa kebijakan yang tepat dan tata kelola pemerintahan yang benar. "Jika kita suka main impor, petani dan nelayan pun akan dirugikan. Akhirnya petani bisa tidak mau menanam lagi seperti terjadi pada kedelai. Jadi Bapak dan Ibu suka impor tidak?" tanya Gobel. Massa menjawab serentak, "Tidaaak!!!" Pertanyaan itu diajukan beberapa kali dan selalu dijawab sama. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya