Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LINKAJA telah mencatatkan peningkatan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) guna mendukung akselerasi digitalisasi ekonomi.
Berdasarkan nilai transaksi QRIS melalui LinkAja, segmen ritel telah mencatat persentase peningkatan signifikan hingga 600% dari periode yang sama pada 2021. Peningkatan ini diikuti dengan bertambahnya jumlah pengguna merchant ritel yang meningkat hingga 280%.
Sementara itu, LinkAja Syariah, sebagai salah satu penyedia layanan keuangan digital berbasis Syariah terbesar di Indonesia, juga telah berkontribusi positif dalam peningkatan transaksi QRIS.
Baca juga: Gandeng LinkAja, Kimia Farma Perluas Akses Masyarakat
LinkAja Syariah telah menjadi salah satu layanan yang diminati untuk transaksi ZISWAF (Zakat, Infaq/Sedekah dan Wakaf) di lembaga zakat ,maupun masjid (segmen non-profit merchants) dengan mencatatkan peningkatan jumlah transaksi hingga lebih dari 50% dan besaran nilai transaksi yang meningkat pesat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode sama di tahun lalu.
Selain itu, LinkAja Syariah juga berkolaborasi dengan Bank BTN Syariah dalam memfasilitasi penyediaan QRIS untuk pembayaran cashless di merchant-merchant binaan mereka yang hingga saat ini telah berjumlah lebih dari 1.800 merchant.
Pertumbuhan ini tentunya tidak terlepas dari giatnya LinkAja dalam menyosialisasikan perluasan penggunaan QRIS pada merchant offline sejak awal bergabung sebagai PJSP.
Langkah ini merupakan salah satu implementasi dukungan LinkAja untuk berkontribusi dalam mencapai target Bank Indonesia untuk 45 juta UMKM pengguna QRIS pada 2023.
“LinkAja secara konsisten mendukung inisiatif serta program pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan Indonesia, salah satunya dengan mengedepankan penggunaan QRIS sebagai salah satu metode transaksi pilihan. Pertumbuhan yang sangat signifikan dalam adopsi QRIS bagi pengguna LinkAja dan LinkAja Syariah menunjukan pertumbuhan yang sehat," ungkap Direktur Utama PT. Fintek Karya Nusantara (LinkAja) Yogi Rizkian Bahar dilansir dari keterangan resmi, Jumat (19/8).
"Kami berharap ke depannya dapat terus berkontribusi positif terhadap pertumbuhan adopsi layanan keuangan digital, seraya tentunya memperkuat fokus bisnis kami dalam membangun solusi finansial digital yang komprehensif serta menyatukan beragam potensi yang ada di dalam ekosistem perusahaan BUMN di Indonesia," lanjutnya.
Merchant yang menunjukkan aktivitas penggunaan aplikasi LinkAja terbaik adalah merchant Food & Beverage (F&B), dengan jumlah transaksi tertinggi kedua setelah E-Commerce.
Selain pertumbuhan positif pada merchant ritel, penggunaan LinkAja juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik dari segi jumlah pengguna, jumlah transaksi dan nilai transaksi pada merchant hiburan, financial service, produk telekomunikasi, hingga transportasi.
Sementara, selain untuk segmen nonprofit, LinkAja Syariah juga telah mengalami pertumbuhan yang sehat dan mencatatkan kenaikan yang signifikan untuk transaksi pada merchant transportasi (terutama pada moda transportasi kereta), ritel dan restoran.
Edukasi dan sosialisasi terus digencarkan oleh LinkAja guna mendukung adaptasi merchant dan pengguna akan manfaat QRIS melalui seluruh saluran komunikasi yang dimiliki, seperti media sosial, website, serta sosialiasi yang dilakukan bekerjasama dengan institusi pemerintahan.
LinkAja juga mengambil langkah strategis untuk semakin meningkatkan volume transaksi QRIS melalui kolaborasi dengan payment aggregator, maupun direct merchant dan menyediakan promo regular cashback bagi merchant potensial.
Menyediakan layanan jasa pembayaran digital sejak 2019, LinkAja turut menjadi katalis dalam upaya demokratisasi serta inklusi keuangan bagi seluruh penduduk Indonesia.
Sebanyak 76,8% dari total populasi penduduk Indonesia sudah mengadopsi layanan internet hingga April 2022 berdasarkan data We Are Social. Dengan semakin terbentuknya literasi digital upaya literasi keuangan berbasis digital pun terus digenjot oleh LinkAja dan LinkAja Syariah.
Hingga saat ini, tercatat ada lebih dari 83 juta pengguna terdaftar di platform LinkAja dan sejumlah provinsi di luar Ibu Kota memperlihatkan geliat pertumbuhan positif yang mempertegas kemajuan perekonomian dalam negeri.
Melalui ekosistem layanan transaksi keuangan elektronik yang lengkap dan terintegrasi, konsistensi dan komitmen LinkAja dalam upayanya untuk #SatukanPotensiIndonesia semakin terealisasi.
Dengan mengoptimalkan seluruh layanan yang diunggulkan oleh setiap BUMN, LinkAja optimis dapat memenuhi kebutuhan transaksi digital yang aman dan nyaman, serta semakin mempercepat proses inklusi keuangan yang merata di Indonesia. (OL-1)
Uang elektronik yang bisa digunakan adalah milik BRI, LinkAja, dan GoPay.
Penawaran itu tidak memiliki batasan jumlah transaksi minimum bagi pengguna aplikasi TIJE dan sudah dapat digunakan sejak 1-30 November 2020 bagi 20 ribu pengguna pertama.
Program PeDe Membangun Pendidikan Bersama LinkAja dikemas dalam bentuk kegiatan webinar berbagi ilmu oleh LinkAja dan mitra platform edukasi
Hal itu disambut baik masyarakat termasuk pengguna TCash karena nantinya LinkAja akan memberikan lebih banyak kemudahan dalam bertransaksi.
"Universal payment system lebih bagus dikeluarkan pemerintah karena banyak data yang bisa di dapatkan dari penggunaannya dan sudah seharusnya pemerintah memiliki data tersebut."
Dalam kurang dari setahun, lebih dari 100 ribu UMKM menerima pembayaran nontunai lewat Go-Pay.
Pada 2023 lalu, Jawa Barat menerima penghargaan 5 kateogri Adinata Syariah, meski belum membentuk KDEKS.
Program ini diarahkan untuk menarik minat generasi milenial terhadap produk-produk syariah yang ditawarkan oleh PT Pegadaian,
Program Desa Kacida Syariah didesain untuk menjadi barometer pengembangan ekonomi syariah berbasis kawasan perdesaan di Indonesia.
POTENSI besar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mesti ditopang pilarpilar komite stabilitas sistem keuangan, salah satunya yakni Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
CALON Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, bertekad akan mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat.
“Pelemahan ekonomi dan keuangan dunia pun mampu ditangkal dengan penguatan ekonomi syariah. Modal utamanya dengan berinovasi,” ungkap Habib Ahmed
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved