Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Gubernur Ganjar Akui Pertanian Bantalan Ekonomi Selama Pandemi

Mediaindonesia.com
08/8/2022 09:21
Gubernur Ganjar Akui Pertanian Bantalan Ekonomi Selama Pandemi
Guberbur Jateng Ganjar Pranowo menunjukkan hasil pertanian buah Alkesa saat kunjungan ke Boyolali, Jawa Tengah.(MI/Akhmad Safuan)

GUBERNUR Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengakui tingginya kontribusi pertanian Indonesia disaat pandemi.

Menurut Ganjar, pertanian terbukti mampu menjadi bantalan ekonomi serta menjaga laju inflasi akibat berbagai krisis global yang terus membayangi.

Karena itu, kata Ganjar, Indonesia memiliki titik cerah yang lebih baik apabila sektor pertaniannya dijaga bersama. 

"Infrastruktur masih tinggi menyuplai pertumbuhan. Tapi sektor pertanian juga tinggi, saya senang. Alhamdulillah nilai tukar petani kita bagus dan mudah-mudahan ini menjadi kabar baik bagi kita semua," katanya.

Menurut Ganjar, Sektor-sektor yang sudah menyuplai pertumbuhan ekonomi dengan baik harus diberikan pendampingan dan perhatian, terutama untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah terpaan pandemi yang belum kunjung usai.

"Presiden kemarin bilang, tahun ini kita siap-siap. Ingat, tahun depan belum tentu baik," ungkap Ganjar.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah pada kuartal I 2022 tercatat mencapai 5,12 persen.

Pada kuartal II 2022 dapat didongkrak menjadi 5,66 persen. Sementara pada periode yang sama, pertumbuhan ekonomi nasional mencatat 5,01 pada kuartal I dan 5,44 persen pada kuartal II.

Baca juga: Ekonomi Kuartal II Positif, Gubernur Jatim dan Jateng Apresiasi Kontribusi Pertanian

Terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sektor pertanian selama tiga tahun terakhir merupakan bantalan ekonomi yang tumbuh positif disaat sektor lainya mengalami pelambatan.

Menurutnya, hal itu terjadi karena pertanian adalah pilihan pasti dalam memperkuat ekonomi.

"Kita ingat bahwa semua negara mengalami trubulenai yang sama, dimana pandemi merebak ke seluruh dunia. Kita tau perubahan cuaca atau climate change membuat cuaca berubah. Belum lagi kita menghadapi geopolitik perang Rusia dan Ukraina. Tapi yang pasti, pertanian hadir dan menjadi bantalan ekonomi," katanya.

Mentan mengatakan, Indonesia bahkan termasuk negara yang sangat kecil mengalami kemungkinanya resesi karena angkanya hanya 3 persen. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Srilangka yang berpeluang resesi sebesar 85 persen atau selandia Baru 33 persen.

"Saya melihat inflasi di sejumlah negara terus mengalami kenaikan. Di Uni Eropa mencapai 9,6 persen, Amerika 9,1 persen, Inggris, 8,2 persen, Korea 6,1 persen. Tapi di Indonesia, alhamdulillah masih terjaga di angka 4,4 persen," jelasnya.

Perlu diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton.

Di sisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan nilai tukar petani (NTP) maupun nilai tukar usaha petani (NTUP). (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya