Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DIREKTUR Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah berpendapat yang menjadi pertimbangan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku acuan, bukan resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS), melainkan kenaikan suku bunga acuan The Fed.
"Saat ini yang menjadi pertimbangan bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan ialah kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed," ujar Piter saat dihubungi, Senin (1/8).
Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS dapat berdampak pada selisih yield antara instrumen surat berharga di Indonesia dan Negeri Paman Sam. Hal tersebut juga berpengaruh pada keluarnya modal asing dan pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca juga: BI Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,50%
"Semakin tinggi suku bunga The Fed, semakin kecil juga selisih yield antara instrumen surat berharga di Indonesia dan Amerika. Sehingga, ada potensi keluarnya modal asing dari Indonesia dan menekan rupiah," imbuhnya.
Piter meyakini bahwa resesi ekonomi di AS tidak diikuti akan dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed. Sehingga, BI tidak perlu menaikkan suku bunga acuan atau BI-7DRR.
Baca juga: Akademisi Minta Pemerintah Segera Antisipasi Dampak Resesi AS
"Sepanjang resesi di AS tidak diikuti kembali oleh kenaikan suku bunga acuan The Fed, BI tidak perlu menaikkan suku bunga acuan," pungkasnya.
Lebih lanjut, dia memandang resesi di AS memungkinkan untuk mendorong The Fed tidak menaikkan suku bunga acuannya. Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 2,25-2,5%.
"Sesungguhnya, resesi ini dapat mendorong The Fed untuk segera menghentikan kenaikan suku bunga, atau bahkan bisa kembali menurunkan suku bunga. Kalau ini terjadi, BI dapat terus bertahan dengan suku bunga rendah," tutur Piter.(OL-11)
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
advokat yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum Anti Premanisme (Tumpas) melakukan audiensi dengan Polri
Komitmen dalam membangun UMKM ini sejalan dengan misi besar perusahaan untuk memperkuat jaringan distribusi makanan yang kuat di seluruh Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved