Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Moeldoko: Pengembangan Kendaraan Listrik untuk Pangkas Subsidi BBM

Andhika Prasetyo
26/7/2022 14:23
Moeldoko: Pengembangan Kendaraan Listrik untuk Pangkas Subsidi BBM
Petugas SPBU mengisi BBM jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen.(Antara)

KEPALA Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan bahwa pemerintah berupaya mempercepat pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik demi memangkas anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Dengan skema subsidi yang diterapkan saat ini, pemerintah menanggung biaya BBM sebesar Rp19,2 juta per mobil per tahun. Sementara untuk sepeda motor, besaran subsidi yang digelontorkan sebesar Rp3,7 juta per unit per tahun.

Sebagai gambaran besaran total subsidi, berdasarkan data BPS pada 2019, jumlah mobil penumpang yang ada di Tanah Air mencapai 15,6 juta unit dan sepeda motor berkisar 112 juta unit.

Baca juga: Lawatan Jokowi ke Asia Timur untuk Perkuat Kerja Sama Ekonomi

“Jika pengembangan kendaraan listrik dipercepat, subsidi BBM yang nilainya mencapai ratusan triliun rupiah bisa dialihkan untuk program lain. Seperti, pembangunan sumber daya manusia,” ujar Moeldoko dalam keterangannya, Selasa (26/7).

Pemerintah dikatakannya memiliki komitmen kuat untuk mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. 

Saat ini, lanjut Moeldoko, pemerintah juga menyiapkan instrumen lain untuk melakukan transisi dan konversi kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik.

Baca juga: Hati-Hati, Kuota Subsidi Jebol Bila Pembelian Tidak Dibatasi

“Sekarang sedang disiapkan Instruksi Presiden untuk transisi dan konversi kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik di lingkungan pemerintah. Kemenhub sedang mempersiapkan prototype-nya,” jelasnya.

Moeldoko juga membantah anggapan yang beredar di masyarakat terkait kendaraan listrik tidak aman, mahal dan sulit dalam pengisian daya. Sebaliknya, kendaraan yang ramah lingkungan itu memiliki sisi positif yang lebih besar.

“Memang tidak mudah untuk mengubah kebiasaan yang ada, beralih dari BBM ke listrik. Masyarakat sudah terlanjur nyaman. Ini tantangan yang harus kita jawab dan tunjukkan bahwa penggunaan mobil listrik tidak ribet,” kata dia.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya