KEGUNDAHAN petani kelapa sawit di kawasan Provinsi Aceh masih terus terjadi. Keinginan hati untuk lebih baik setelah pergantian Menteri Perdagangan dari Muhammad Lutfi ke Zulkifli Hasan (Zulhas) pada 15 Juni 2022 ternyata hanya isapan jempol.
Pasalnya, harga sawit tandan buah segar (TBS) sekarang semakin anjlok. Di akhir masa jabatan Lutfi, harga sawit TBS sekitar Rp1.400 hingga Rp1.700 per kg (kilogram). Sekarang pada awal kepemimpinan Zulhas, harganya malah turun menjadi berkisar Rp800 hingga Rp700 per kg. Ironinya sekarang harga turun lagi ke level terendah sejak awal Januari.
Berdasarkan penelusuran Media lndonesia pada Minggu (17/7) di Kabupaten Aceh Utara, harga sawit tandan buah segar tingkat pedagang pengumpul berkisar Rp600 hingga Rp700 per kg. Harga tersebut lebih rendah dari sebelum Idul Adha 1443 H (dua pekan lalu) yaitu Rp800 per kg.
Mengamati kondisi geliat pasar setempat, harga buah jenis palem bahan baku minyak goreng itu bukan membaik tetapi malah semakin turun. Ini menjadi pukulan telak karena meredupkan perekonomian petani. "Kami merasakan kondisi ini semakin buruk. Permainan pasar dan aksi Menteri Perdagangan yang baru, seperti berjalan berbeda arah atau lain tujuan. Di sini terkesan merusak kedaulatan pemerintah," tutur Usman, tokoh petani sawit di Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara.
Baca juga: Tidak Divaksinasi, Korban Gigitan Anjing Rabies di Flores Meninggal
Keluhan hampir serupa juga disampaikan oleh Bakhtiar, petani sawit, di Desa Blang Ara, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara. Menurutnya, harga sawit Rp700 per kg tidak sesuai dengan ongkos kerja. Dia mencontohkan ongkos petik pekerja dan upah angkut Rp300 per kg. Kalau harga TBS Rp700 per kg berarti tersisa uang Rp400. Ini belum termasuk biaya lain yang harus dikeluarkan setiap kali panen dua pekan sekali.
"Ironi memang. Apalagi harga Rp600 atau Rp500 bukan hanya tidak mendapat untung, tetapi malah harus mengeluarkan uang lain dari kantong. Itu belum termasuk kebutuhan pupuk dan biaya membersihkan lahan yang harus dipenuhi setiap jatuh tempo," tambah Bakhtiar dengan raut wajah kecewa. (OL-14)