Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LEMBAGA Penyelidikan Masyarakat dan Ekonomi (LPEM) Universitas Indonesia menilai Bank Indonesia harus menjaga suku bunga acuan di level 3,50%. Kebijakan makroprudensial dan akomodatif juga disarankan untuk terus dilanjutkan.
"Stance BI masih harus behind the curve untuk saat ini dengan mempertahankan suku bunga kebijakan di 3,50% dan melanjutkan langkah-langkah makroprudensial yang akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Ekonom Makroekonomi dan pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky melalui keterangannya, Kamis (23/6).
LPEM, lanjutnya, meminta agar BI tidak terburu-buru menaikkan suku bunga kebijakan. Sebab pengetatan moneter saat ini akan mengganggu kemajuan pemulihan ekonomi.
Waktu yang tepat bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan adalah setelah tingkat inflasi meningkat secara fundamental dan substansial. "Terlepas dari meningkatnya tekanan inflasi global yang terjadi di sebagian besar negara akibat melonjaknya harga pangan dan energi global serta gangguan rantai pasokan, inflasi domestik masih terkendali dalam kisaran target BI sebesar 2% hingga 4%," jelas Riefky.
Risiko inflasi domestik masih didorong oleh inflasi dari sisi penawaran akibat kenaikan harga komoditas dan pangan global. Hal itu tergambar dari inflasi berdasarkan Indeks Harga Produsen (PPI) yang telah berada di atas inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen (CPI) sejak 2020.
"Kondisi tersebut menunjukkan cepat atau lambat, risiko inflasi sisi penawaran akan diteruskan ke inflasi sisi permintaan, mengingat produsen sekarang tengah menghadapi kenaikan harga input," terang Riefky.
Namun, pemerintah telah memutuskan untuk menyuntikkan subsidi dan kompensasi energi tambahan guna menahan laju inflasi menggunakan APBN 2022. Dus, kenaikan harga BBM bersubsidi, LPG, dan listrik dapat ditunda tahun ini.
Terlepas dari itu, lanjut Riefky, BI perlu mewaspadai pengetatan moneter The Fed dan negara-negara lain, yang dapat mengakibatkan arus modal keluar dan depresiasi rupiah. Data terkini menunjukkan rupiah melemah ke kisaran Rp14.800 pada pertengahan Juni dari sekitar Rp14.500 pada bulan sebelumnya.
"Meski demikian, rupiah hanya terdepresiasi sebesar 4,1% (ytd), lebih rendah dari depresiasi ringgit Malaysia (5,7%), peso Filipina (6,1%), dan baht Thailand (6,4%)," jelas Riefky.
Nilai tukar yang relatif terkendali didukung oleh cadangan devisa yang tinggi. Meski sedikit menurun dari US$135,7 miliar pada April menjadi US$135,6 miliar pada Mei, cadangan devisa masih cukup untuk menahan guncangan karena cadangan tersebut setara dengan 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Cadangan devisa juga masih tercatat lebih tinggi dari standar kecukupan cadangan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Riefky.
Sementara itu, dalam rangka normalisasi likuiditas, BI secara bertahap memperketat Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan yang berlaku sejak 1 Juni lalu, guna menarik kelebihan likuiditas tanpa mengganggu proses pemulihan. (OL-13)
Baca Juga: Dolar AS Melemah Diterpa Kekhawatiran Resesi AS
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Rencana kebijakan anyar mengenai DHE SDA telah dikaji dan dibahas dengan matang oleh pemerintah bersama Bank Indonesia.
BUNGA kredit perbankan semestinya tak mengacu pada tingkat bunga acuan Bank Indonesia maupun bunga simpanan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 6,00%, Waketum Kadin Bidang Energi Minyak dan Gas Bobby Gafur Umar mengatakan hal tersebut sudah diperkirakan.
Mahfud Md menyoroti banyaknya korban atas praktik pinjaman online (pinjol). Memberikan pinjaman dengan bunga mencekik, praktik yang merugikan rakyat ini harus ditindak secara tegas.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah bagian dari bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan sampai saat ini Komitmen BRI sebagai bank penyalur terbesar KUR tidak pudar.
Besaran suku bunga pinjaman pembengkakan biaya atau cost overrun proyek KJCB yang bakal disepakati Indonesia dan Tiongkok sebesar 3%, lebih rendah dari tawaran Tiongkok di level 4%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved