Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
INVESTASI berdampak atau impact investing adalah strategi investasi yang menghasilkan keuntungan sekaligus menciptakan dampak positif untuk sosial dan lingkungan. Tren itu menurut AVP of Marketing and PR Amartha Rezki Warni, mulai banyak dipertimbangkan oleh berbagai investor berskala global.
Di Amartha sendiri, beberapa investor seperti Women’s World Banking, Norfund dari Norwegia, dan Mandiri Capital, menyatakan ketertarikannya bergabung sebagai pendana di Amartha adalah karena kesamaan nilai, yakni semangat untuk menciptakan dampak lewat layanan keuangan.
“Amartha sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan, sangat mengutamakan penciptaan dampak dari layanan yang kami berikan. Amartha juga melihat potensi pasar yang sangat besar dengan membawa nilai impact investing ini. Bagi investor, pendanaan berdampak dinilai lebih sustainable dan tetap menghasilkan return yang tidak kalah baik dengan investasi tradisional," katanya di Jakarta, Rabu (21/6).
Berdasarkan studi Angel Investor Network Indonesia (ANGIN) pada 2020 lalu, salah satu sektor yang menjanjikan impact investing adalah pada perempuan pelaku usaha mikro yang dinilai dapat memberikan kontribusi 135 miliar dolar AS (sekitar Rp1,8 kuadriliun) pada PDB tahunan.
Rezki menegaskan, investor milenial sangat berpeluang besar untuk menyuburkan tren impact investing di Indonesia. Dengan karakter yang melek digital serta kemampuan dan literasi keuangan yang baik, Amartha melihat dominasi generasi millenial dalam impact investing masih akan terus berkembang.
"Kontribusi generasi milenial ini merupakan hal yang harus kita dukung dengan teknologi. Oleh sebab itu, saat ini aplikasi Amartha sudah dilengkapi dengan fitur impact investing, di mana pendana dapat mengetahui dampak apa saja yang sudah mereka ciptakan, serta memilih pendanaan berdasarkan kategori impact-nya," ungkap Rezki.
Baca juga : Prediksi Bank Mandiri, Ekonomi Indonesia pada 2022 Tumbuh 5,17%
Berdasarkan laporan Amartha yang bertajuk Social Accountability Report (SAR) 2019, jumlah investor Amartha didominasi oleh generasi milenial yakni sebesar 68 persen, kemudian disusul 19 persen oleh generasi X, dan 10 persen oleh generasi Z. Ketertarikan generasi milenial untuk mendanai di Amartha merupakan wujud kepedulian generasi milenial terhadap investasi yang berdampak.
Perencana Keuangan Anisa Aprilia memberikan beberapa tips bagi generasi milenial yang ingin memulai impact investing melalui platform microfinance marketplace. Menurutnya, impact investing dapat menjadi pilihan bagi generasi milenial dalam mendiversifikasi portofolio investasinya. Untuk memastikan pendanaan dapat menciptakan dampak, maka pendana harus mencermati portofolio usaha yang akan didanai.
"Sektor seperti UMKM perempuan, usaha rumah tangga, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, bisa menjadi pilihan untuk melakukan impact investing, karena berpeluang memperoleh imbal hasil dari sektor tersebut dan menciptakan dampak” ujar Anisa.
Selain mencermati jenis usaha yang didanai, beberapa indikator juga perlu dicek dalam memilih platform lending yang akan menyalurkan pendanaan. Di antaranya, perusahaan memiliki NPL (Non performing loan) stabil di bawah 1%, perusahaan rutin mempublikasi laporan pengukuran dampak, serta angka TKB90 yang semakin mendekati angka 100%.
“Memilih platform lending untuk melakukan impact investing sebenarnya mudah. Pendana bisa melihat siapa investor berskala global dan nasional yang mendukung perusahaan tersebut. Kalau investor profesional saja sudah bergabung, berarti tidak ada salahnya pendana ritel juga ikut bergabung. Seperti Amartha, yang sudah terbukti didukung oleh berbagai investor karena prinsip keberlanjutan yang dijalankan. Bisa jadi pilihan milenial untuk memulai impact investing”, tutupnya. (RO/OL-7)
PLATFORM investasi asal Indonesia menjadi fintech pertama dalam program StratBox di bawah naungan PhiliFINNO dari Securities and Exchange Commission (SEC) Filipina.
Fintech di Indonesia dimulai dengan fokus memfasilitasi pembayaran online, sebagai respons terhadap maraknya transaksi online dan e-commerce.
PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menegaskan komitmennya terhadap praktik penyaluran dana yang bertanggung jawab.
Aftech dan Privy Berkomitmen Memajukan Fintech Indonesia melalui Sinergi dan Kolaborasi
Volume pembayaran digital nasional diperkirakan meningkat hingga 55,9%, didorong oleh peran aktif generasi Milenial, Gen Z, dan Alpha, serta pertumbuhan UMKM dan sektor ekonomi kreatif.
Salah satu tantangan adalah cara meningkatkan literasi dan edukasi keuangan agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Penyusunan dan integrasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan sistem Online Single Submission (OSS) menjadi kunci untuk menarik investasi infrastruktur di Indonesia.
Kementerian Investasi dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia resmi menandatangani pernyataan kerja sama dalam rangka pembentukan European Union (EU) Desk.
Fundtastic kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun generasi cerdas finansial dengan mendukung acara Graduation Sekolah Kanisius tahun ini.
Lingkungan yang asri menjadi daya tarik masyarakat untuk memilih hunian yang tepat. Lingkungan yang asri dan dekat dengan fasilitas umum merupakan kebutuhan masyarakat
Kabar keterlibatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam rencana akuisisi GoTo oleh Grab menandai fase baru peran negara dalam menjaga kedaulatan digital.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved