Headline
Pemerintah tidak cabut IUP PT Gag Nikel.
Pemanfaatan digitalisasi dilakukan untuk mempromosikan destinasi wisata dan meningkatkan pengalaman wisatawan.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus menggairahkan budidaya porang dan talas guna meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan dan berkontribusi pula pada perekonomian nasional.
Guna mewujudkan hal ini, upaya penanganan hama dan penyakit pada kedua komoditas penghasil dolar (ekspor) harus ditingkatkan agar usaha budidayanya memberikan hasil maksimal.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan salah satu upaya penanganan hama dan penyakit dan sekaligus meningkatkan produksi yakni harus mengurangi penggunaan pestisida yang bersifat kimiawi.
Baca juga : Kementan Kawal Sekolah Lapang Terapkan Genta Organik di Kalteng
Pengurangan penggunaan pestisida kimia secara masif dapat menyelamatkan pertanaman dari kegagalan panen, akan tetapi penggunaan pestisida kimia yang terus menerus dan dalam jumlah yang tinggi dapat merugikan alam dan manusia sendiri.
“Dengan cara ini, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi. Untuk itu perlu digalakkan budidaya pertanaman bebas residu, terutama ditujukan terhadap kualitas hasil panen," jelas Suwandi dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Episode 441 yang bertajuk Pengelolaan Hama dan Penyakit Porang dan Talas, Senin (9/5).
“Ke depannya saya berharap agar penanaman tanaman pangan bebas residu ini akan terus dapat meningkatkan produksi para petani. Hal ini seiring dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yaitu segala daya upaya harus dilakukan demi ketersediaan pangan di Indonesia dan kesejahteraan para petani di negeri kita,” jelas Suwandi
Baca juga : Pemprov Jatim Evaluasi CSA dan Apresiasi Capaian Demplot Scalling Up
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Yusmani Prayogo menjelaskan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering terjadi pada komoditas Talas adalah Kutu Daun, Ulat Pemakan Daun, Ulat Tanduk, Serangga Penghisap, Tungau Merah, Kutu Kebul, Ulat Grayak, Penyakit Hawar Daun, Busuk Umbi, dan Busuk.
Menangani OPT ini, penggunaan biopestisida merupakan hal yang harus digencarkan.
“Karena penggunaan biopestisida tidak menyebabkan resistensi dan resurgensi OPT sasaran serta mudah terdegradasi di alam sehingga tidak memberikan paparan residu,” jelasnya
Baca juga : Petani CSA Takalar, Sulsel, Terapkan Budi Baya Padi Ramah Lingkungan
Peneliti Balitkabi, Alfi Inayati menambahkan dalam mengendalikan OPT Porang langkah preventif yang dapat dilakukan adalah dengan pembersihan lahan, pemilihan bahan tanam bebas patogen, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pembuatan drainase, eradikasi tanaman sakit dan aplikasi jamur antagonis.
Dalam pembuatan pestisida nabati secara sederhana, bahan-bahan yang harus disediakan antara lain adalah bahan tanaman sumber pestisida nabati, deterjen, air, dan alkohol 70%.
“Selain itu alat-alat yang harus disediakan adalah timbangan, alat pemanas, blender, saringan, panci, pisau, gunting, nampan, toples, dan lainnya. Jadi sangat penting pestisida nabati untuk menangani hama dan penyakit pada tanaman. Petani harus kita dorong agar tidak bergantung pada bahan-bahan kimia,” katanya.
Perlu diketahui, talas termasuk umbi yang banyak diolah menjadi aneka makanan ringan, seperti keripik. Selain diolah menjadi keripik, talas juga biasanya diolah dengan cara direbus atau dikukus untuk membuat kue tradisional. Seperti umbi pada umumnya, porang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan.
Namun keunggulan porang dari tanaman umbi lainnya adalah kandungan glukomanan yang relatif tinggi, dimana glukomanan ini banyak digunakan dalam industri obat, makanan dan minuman, kosmetika, bahan perekat/lem, minuman penyegar, pertambangan, bahan dasar industri perfilman, industri pesawat terbang, industri tekstil, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat porang sangat diminati pasar ekspor. (RO/OL-09)
Pupuk Indonesia memastikan bahwa penutupan kios ini tidak akan mengganggu proses penyaluran pupuk ke petani.
Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) sebesar Rp497.925.287.251.
Pemerintah akan menyalurkan stimulus fiskal pada Juni hingga Juli 2025 sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal hadir dalam forum bisnis yang melibatkan sekitar 30 perusahaan besar, termasuk Pauli Shandong Taiyuan Energy Co., Ltd.
MENTERI Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut untuk mendukung swasembada keterlibatan generasi muda sangat diperlukan.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus mendorong tumbuhnya wirausahawan muda di sektor pertanian. Termasuk dalam upaya menyerap tenaga kerja di bidang pertanian.
Alang-alang terbukti menjadi rumah alami bagi serangga parasit, yakni musuh alami yang mampu menekan populasi hama pengganggu tanaman padi.
Kalau dengar kata serangga, yang terlintas di benak orang biasanya semut, kecoa, atau nyamuk. Padahal serangga memegang peran kunci dalam hampir semua proses ekologi.
Ulat grayak musim gugur (fall armyworm) telah menjadi hama global yang mengancam ketahanan pangan di lebih dari 80 negara.
Selain membawa bakteri penyebab penyakit, kecoa juga memiliki kemampuan bertahan hidup yang luar biasa, bahkan dalam kondisi ekstrem.
Bagi pemula yang ingin memiliki tanaman minim perawatan, ini 5 pilihan tumbuhan hias yang dikenal tahan terhadap hama.
Tikus merupakan salah satu hama utama tanaman pertanian yang dapat mengancam penurunan produksi, khususnya padi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved