Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HASIL produksi Fly Ash atau Bottom Ash (FABA) yang dihasilkan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten, sebesar 600 ribu ton per tahun.
General Manager PT Indonesia Power Suralaya PGU Rahmad Handoko mengatakan, FABA atau abu sisa pembakaran batu bara tersebut bukan lagi bahan berbahaya dan beracun (B3).
"Dalam sehari PLTU Suralaya mengonsumsi 40 ribu ton (batu bara), maka FABA yang dihasilkan sebesar 600 ribu ton (per tahun)," ungkapnya saat berada di PLTU Suralaya, Banten, Rabu (20/4).
Rahmad menjelaskan, limbah FABA yang dihasilkan dimanfaatkan menjadi paving blok, lintas jalan, jalan beton yang berada di samping kawasan Ecopark PLTU Suralaya dan lainnya.
Selain itu, Indonesia Power juga berencana menghasilkan produk-produk turunan bottom ash untuk substitusi dari pembuatan bata merah yang bisa digunakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Ini memang sedang kami kaji campurannya seperti apa sehingga batu bata itu memenuhi standar nasional," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi 1 PT Indonesia Power M. Hanafi Nur Rifa'i menuturkan, FABA juga diolah untuk bahan konstruksi Proyek PLTU Jawa 9-10 yang tengah berlangsung.
Dia menjelaskan, bottom ash bisa digunakan sebagai bahan campuran dasar konstruksi untuk proyek dasar bangunan.
"Kami sudah kerja sama dengan PLTU 9-10 untuk pemanfaatan bottom ash dari PLTU Suralaya," pungkasnya.
Dilansir laman resmi Indonesia Power, Unit Pembangkitan Suralaya pertama kali dibangun pada 1984 dengan 2 (dua) Unit Pembangkit dan terus ditingkatkan hingga menjadi 7 (tujuh) Unit Pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW.
PLTU yang merupakan PLTU terbesar di Indonesia ini memproduksi sekitar 50% dari total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 17% dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali. (OL-7)
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
Indonesia diproyeksikan akan menjadi net importer gas fosil pada 2040, hingga dampak kesehatan dan lingkungan yang meningkat di sekitar pembangkit.
Investasi untuk pembangkit listrik sebesar Rp2.133,7 triliun, di mana sekitar 73% dialokasikan untuk partisipasi pihak swasta atau independent power producer (IPP).
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Berkat Cawan Group, resmi mengamankan dokumen Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) untuk dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) strategis.
Indonesia dan Swiss berkomitmen untuk terus mempererat kerja sama dalam pengembangan energi bersih melalui PLTA berkelanjutan.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
PEMERINTAH membatalkan rencana kebijakan diskon tarif listrik 50 persen tahap kedua untuk Juni-Juli 2025.
Pemerintah berencana kembali menggulirkan program diskon tarif listrik sebesar 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 volt ampere (VA).
Pendidikan kritis soal transisi energi bersih terbarukan pun semakin krusial. Sebab, krisis iklim menjadi tantangan yang akan semakin masif dihadapi generasi muda di masa mendatang.
Pengesahan RUPTL juga menunjukkan komitmen Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan energi dan transisi energi di Tanah Air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved