Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Sentralisasi Kunci Sukses Transformasi Pupuk Indonesia 

Andhika Prasetyo
04/4/2022 02:39
Sentralisasi Kunci Sukses Transformasi Pupuk Indonesia 
Logo Pupuk Indonesia(Dok. Pupuk Indonesia)

SENTRALISASI fungsi holding menjadi kunci keberhasilan transformasi di tubuh PT Pupuk Indonesia. Melalui sentralisasi, perseroan mengambil peran yang lebih aktif di dalam operasional perusahaan, terutama untuk fungsi-fungsi strategis seperti pemasaran, pengadaan, riset, pengembangan, juga untuk fungsi SDM, IT dan beberapa fungsi lain. 

"Ini menandai perubahan peran holding dari strategic holding menjadi activist holding," Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman melalui keterangan resmi, Minggu (3/4). 

Dari segi pemasaran, menurut Bakir, sentralisasi membawa dampak signifikan terhadap peningkatan kinerja penjualan, terutama untuk pasar komersil dan retail.  

“Dengan sentralisasi pemasaran, tidak ada lagi persaingan antaranak perusahaan. Kami bisa dengan lebih baik mengatur rantai pasok sehingga penjualan dan distribusi lebih optimal”, kata Bakir.  

Berkat sentralisasi itu pula, PT Pupuk Iskandar Muda, pada awal 2021 lalu untuk pertama kalinya bisa melakukan ekspor ke Srilanka. Distribusi pupuk pun menjadi lebih baik karena holding dapat mengatur distribusi antar anak perusahaan. 

Melalui sentralisasi itu juga pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih baik karena bisa dilakukan satu pintu. Cukup dengan menghubungi Pupuk Indonesia, pelanggan sudah bisa mendapatkan layanan dan produk yang disediakan oleh seluruh anak perusahaan.  

“Selain itu juga memudahkan strategi branding dan promosi produk," tambahnya.  

Baca juga : Ekonom: BLT Minyak Goreng Ringankan Beban Masyarakat

Secara umum, kinerja Pupuk Indonesia Grup di 2021 dapat dikatakan cukup memuaskan. Total produksi, baik pupuk maupun non pupuk, total mencapai 19,52 juta ton, atau 100,7% dari RKAP. Produksi ini dibarengi juga dengan tingkat efisiensi yang baik, dimana consumption rate untuk urea adalah sebesar 27,45 MMBTU/ton dan untuk amoniak sebesar 35,51 MMBTUN/ton. Keduanya 99% dari RKAP. Total penjualan, baik pupuk maupun non pupuk, mencapai 14,19 juta ton atau 100,8% dari RKAP. 

“Kami juga sudah menyalurkan 7,92 juta ton pupuk bersubsidi di tahun 2021," kata Bakir. 

Ia menjelaskan, proses transformasi yang dilakukan Pupuk Indonesia telah menunjukan hasil yang nyata, yakni terjadi EBITDA uplift sampai sebesar Rp1,03 triliun.  

Faktor yang berperan dalam EBITDA uplift ini antara lain meningkatnya penjualan sektor retail, baik melalui Retail Management maupun Program Makmur, kemudian dari proses Inbound dan Outbound Supply Chain sebagai hasil dari pengadaan bersama, sentralisasi pemasaran, dan juga dari hasil optimalisasi asset.  

"Untuk Program Makmur, sebagaimana telah dicanangkan Menteri BUMN, kami mentargetkan program ini bisa menjangkau luas tanam 250 ribu hektar dengan beberapa komiditi prioritas seperti padi, jagung, tebu dan juga kopi," paparnya. 

Pupuk Indonesia juga terus mengembangkan diri melalui sejumlah proyek strategis. Di 2022, beberapa Proyek Strategis yang akan dilaksanakan antara lain, proyek pabrik urea, amoniak dan methanol di Papua Barat, Proyek Pusri 3B di Pusri Palembang, proyek Katalis Merah Putih di Cikampek, serta penyelesaian Proyek NPK di PT PIM. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya