Rempah dan Madu UMKM Bali Senilai Rp3,5 Miliar Tembus Pasar Hong Kong

Naufal Zuhdi
30/7/2025 07:25
Rempah dan Madu UMKM Bali Senilai Rp3,5 Miliar Tembus Pasar Hong Kong
Ilustrasi(Antara)

Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu produksi pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) asal Bali, CV Naralia Group, ke pasar Hong Kong untuk pertama kalinya. Nilai ekspor perdana ke Hong Kong untuk produk rempah seperti vanili, kayu manis, pala; serta madu ini sebesar US$350.000 atau setara Rp5,6 miliar.

Pelepasan ekspor berlangsung di Lini Cargo, Denpasar, Bali, pada Selasa (29/7). Pria yang akrab diapa Busan itu mengatakan, pelepasan ekspor kali ini menjadi momentum yang semakin mendorong perluasan akses pasar produk Indonesia.

“Saya mengapresiasi kontribusi seluruh jajaran CV Naralia Group terhadap peningkatan ekspor produk rempah dan madu Indonesia. Ekspor kali ini membuktikan bahwa UMKM Indonesia siap dan mampu bersaing di pasar global. Saya harap, ekspor kali ini menjadi inspirasi dan penyemangat bagi UMKM lainnya untuk menjadi eksportir dan turut berkontribusi terhadap perekonomian,” ungkap Busan dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (30/7).

Sebagaimana diketahui, tren dan proyeksi permintaan global terhadap rempah diperkirakan tumbuh rata-rata 5—6% selama 2023—2028. Pertumbuhan ini diiringi oleh peningkatan kesadaran konsumen global dalam menerapkan hidup sehat dan menggunakan produk berbahan alami. Kesadaran akan kesehatan ini menjadi peluang nyata bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan ekspor rempah ke dunia.

Berkaca dari catatan tersebut, rempah Indonesia berpotensi besar untuk terus tumbuh di pasar global. Indonesia merupakan eksportir rempah ke-4 dunia setelah India, Vietnam, dan Tiongkok. Produk rempah ekspor unggulan Indonesia, yaitu lada, cengkeh, dan pala. Ekspor rempah Indonesia ke dunia pada 2024 tercatat senilai US$989,5 juta dengan tren pertumbuhan sebesar 1,94% dalam lima tahun terakhir. Busan juga mengajak CV Naralia Group untuk berpartisipasi dalam pameran dagang Trade

Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang diselenggarakan pada 15—19 Oktober 2025 mendatang di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten. Ia berharap, keikutsertaan dalam pameran dagang internasional seperti TEI ke-40 akan semakin memberi eksposur produk rempah dan madu Indonesia di panggung global.

Gubernur Bali, I Wayan Koster yang turut hadir dalam pelepasan ekspor kali ini menjelaskan bahwa Bali telah membuat transformasi perekonomian yang tidak bergantung pada sektor pariwisata.

“Kami fokus untuk mengembangkan produk dari hulu hingga hilir agar memiliki nilai tambah. Untuk itu, kami sangat mendukung produk-produk Bali untuk diekspor ke pasar global. Kami juga berharap UMKM Bali tetap mengembangkan produk yang mencerminkan identitas bangsa dan budaya seperti penambahan aksara Bali pada kemasan,” sebut Wayan Koster.

Sementara itu, Direktur CV Naralia Group, Mulianingsih mengatakan, ekspor perdana ke Hong Kong kali ini menandai UMKM lokal Bali yang memiliki daya saing yang tinggi hingga buyer Hong Kong memiliki kepercayaan untuk membeli produk Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menembus pasar Hong Kong.

"Pelepasan ke Hong Kong hari ini menjadi momentum penting bagi kami karena ini menjadi ekspor perdana ke negara tersebut. Untuk dapat menembus pasar Hong Kong kami memerlukan pendekatan selama lima tahun. Namun, dengan dukungan Kementerian Perdagangan dan kualitas produk yang baik, buyer Hong Kong memercayai kami dan melakukan pembelian dengan nilai transaksi Rp5,6 miliar," kata Mulianingsih.

CV Naralia Group, lanjut dia, juga telah mengekspor produknya ke 11 negara, yaitu Australia, Fiji, Selandia Baru, Tahiti, Spanyol, Swedia, Hawaii, Amerika Serikat, Maladewa, Singapura, dan Malaysia. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya