Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed akan menaikkan suku bunga tujuh kali pada 2022, meningkat dari proyeksi sebelumnya yang sebanyak lima kali.
Kemudian kemungkinan The Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun 2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Selasa (22/3), menjelaskan, saat ini otoritas moneter AS telah menyatakan bunga acuan akan dinaikkan lebih besar dan lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya, karena tingginya inflasi di AS. Pada bulan ini, The Fed sudah mulai meningkatkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps).
Normalisasi kebijakan moneter, kata Perry, menjadi salah satu aspek yang perlu dilihat pengaruhnya terhadap perekonomian global, terutama kepada negara berkembang termasuk Indonesia.
"Yang perlu diperhatikan adalah pengaruhnya terhadap aliran modal asing, khususnya investasi portofolio dan bagaimana pengaruhnya terhadap nilai tukar rupiah," kata Perry.
Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian untuk membawa pemulihan lebih lanjut. Kenaikan suku bunga The Fed saat ini menjadi salah satu faktor kemungkinan revisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini, yang awalnya BI perkirakan sebesar 4,4 persen. Selain itu, terdapat pula faktor lainnya yakni belum meratanya vaksinasi dan eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina
Burden Sharing Berakhir
Perry juga mengatakan, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana oleh BI dalam rangka membantu pemerintah dalam pendanaan APBN akan berakhir pada tahun 2022. Langkah berbagi beban atau burden sharing ini berjalan sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI.
“Burden sharing berakhir tahun ini. Tahun depan (2023) tidak ada lagi pembelian di pasar perdana,” kata Perry.
Perry menegaskan, burden sharing ini merujuk Undang-Undang (UU) no. 2 tahun 2020. Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menyusun exit strategy dan rencana normalisasi.
Sepanjang tahun 2021, BI sudah melakukan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp 358,32 triliun, terdiri dari pembelian SBN sebesar Rp 143,32 triliun berdasarkan SKB I serta Rp 215 triliun untuk pembiayaan kesehatan sesuai dengan SKB III.
Sedangkan di tahun 2022, hingga 15 Maret 2022, BI sudah membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp 8,76 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional dan pembelian dilakukan lewat mekanisme lelang utama dan greenshoe option (GSO). (Try/E-1)
POLEMIK kebijakan pascapandemi, dan memanasnya konflik geopolitik menjadi faktor pembeda jika dibanding dengan pemicu krisis ekonomi sebelumnya, seperti pada 1998 dan 2008.
SEJAK pandemi covid-19 hingga saat ini dan seterusnya, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan moneter di seluruh dunia.
Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih.
Suku bunga saat ini "sesuai", kata Powell dalam sebuah wawancara luas, acara berita selama 60 menit di CBS tv.
Orang nomor satu di Federal Reserve System (The Fed) akan memberikan petunjuk terkait prospek suku bunga AS.
Bank sentral AS (The Fed) telah meluncurkan kebijakan agresif untuk mendukung pasar di tengah pandemi Covid-19. Akan tetapi, nilai tukar dolar AS masih melemah.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) berkomitmen untuk terus mendukung perekonomian nasional. Ini dilakukan perseroan melalui pemberdayaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Tingkat pinjaman kepada perbankan umum akan dipangkas 35 basis poin (bps) menjadi 5,40%. Penurunan itu menjadi level terendah sejak 2010.
Inflasi di negara ekonomi terbesar ketiga dunia itu naik 4% secara tahun ke tahun (YoY), kenaikan paling tajam sejak 1981.
BANK of England telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak akhir 2008, pasalnya mereka terus memerangi inflasi yang sangat tinggi di Inggris.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved