Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Neraca Perdagangan Surplus US$3,83 Miliar Sepanjang Februari

Despian Nurhidayat
15/3/2022 14:39
Neraca Perdagangan Surplus US$3,83 Miliar Sepanjang Februari
Pekerja mengawasi bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (20/1/2022).(Antara/Indrianto Eko Suwarso.)

BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2022 yang berhasil mengalami surplus US$3,83 miliar dengan total ekspor US$20,46 miliar dan impor US$16,63 miliar.

"Kalau kita lihat tren surplus ini terjadi 22 bulan secara beruntun. Semoga tren surplus terjaga di masa berikutnya sehingga pemulihan ekonomi Indonesia bisa terjaga," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Selasa (15/3).

Margo menambahkan bahwa komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar pada Februari yaitu bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Adapun negara penyumbang surplus terbesar yaitu Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Perdagangan Indonesia dengan AS mengalami surplus US$1,86 miliar dengan komoditas penyumbang surplus yakni pakaian dan aksesori rajutan dan alas kaki. Lalu surplus perdagangan Indonesia dengan India mencapai US$850,8 juta dengan komoditas penyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan nabati. Sedangkan perdagangan dengan Filipina mengalami surplus US$725,9 juta dengan komoditas penyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya.

Perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan sejumlah negara yaitu dengan Tiongkok, Thailand, dan Australia. "Dengan Tiongkok defisit US$909,4 juta. Kalau kita lihat komoditas penyumbang defisitnya yaitu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya. Kemudian, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya," ujarnya.

Kemudian defisit perdagangan dengan Thailand yakni US$403,6 juta. Komoditas penyumbang defisit terbesar yaitu gula, kembang gula, plastik, dan barang dari plastik. Sedangkan defisit dengan Australia sebesar US$403,6 juta dengan komoditas penyumbang defisit terbesarnya serealia dan bahan bakar mineral.

"Secara kumulatif surplus Januari-Februari 2022 mencapai US$4,79 miliar. Kalau dilihat pada grafik, mulai dari 2017-2021, surplus di Januari-Februari ini lebih bagus dibandingkan tahun sebelumnya," pungkas Margo. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya