Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

CSIS: Konflik Rusia Ukraina akan Tekan Industri Otomotif Global

Mediaindonesia.com
02/3/2022 15:19
CSIS: Konflik Rusia Ukraina akan Tekan Industri Otomotif Global
Pameran GIIAS 2021 di ICE BSD, Serpong, Tangerang. Ekonom menilai industri otomotif global akan melemah akibat konflik Rusia-Ukraina.(MI/RAMDANI)

ASISTEN Peneliti Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Lestary J Barany memperkirakan industri otomotif global akan melemah di 2022 akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.

Pasalnya sebesar 40% dari paladium, salah satu bahan baku industri otomotif, di dunia dipasok oleh Rusia yang saat ini mendapatkan sanksi dari sejumlah negara sehingga aktivitas ekspornya berpotensi terhambat.
 
"Paladium ini merupakan input yang digunakan untuk industri otomotif dan juga pembuatan chip. Jadi in the long term, supply chain untuk industri ini bisa terpengaruh," kata dia dalam webinar Menimbang Dampak Konflik Rusia-Ukraina bagi Indonesia yang dipantau di Jakarta, Rabu (2/3), seperti dilansir Antara.

Apabila konflik kedua negara terus berlanjut yang diikuti dengan pembatasan ekspor komoditas dari Rusia, termasuk bahan baku untuk industri otomotif, harga produk otomotif dapat meningkat.
 
"Ada kemungkinan shock juga di supply chain, Rusia ini merupakan ekspor utama atau 40 persen dari ekspor paladium global itu berasal dari Rusia," jelasnya.
 
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Picu Kenaikan Harga Komoditas

Pemerintah perlu mempersiapkan alternatif pemasok bahan baku industri otomotif sebagaimana dilakukan oleh Jerman dan Italia yang mencari diversifikasi dan mengurangi ketergantungan terhadap Rusia.
 
"Di sini Italia kembali pada batubara dan ini juga ada konsekuensi lainnya, karena kita mengingat bahwa energi dari batubara ini lebih tidak bersih dibanding dengan energi yang sebelumnya," ucap Lestary.
 
Meskipun dampak konflik antara Rusia dan Ukraina belum berdampak langsung terhadap perekonomian nasional, kondisi kedua negara perlu terus-menerus dipantau.
 
"Karena kita masih belum tahu seberapa dan berapa lama kondisi ini terjadi dan apa yang akan dilakukan secara persisnya oleh negara-negara lain," tandasnya. (/A-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya