Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Kremlin Redam Wacana Pertemuan Putin-Zelensky

Ferdian Ananda Majni
21/8/2025 09:28
Kremlin Redam Wacana Pertemuan Putin-Zelensky
Alun-Alun Merah di Rusia.(AFP/MIKHAIL METZEL)

KREMLIN meredam spekulasi terkait pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mendorong agar kedua pemimpin bertemu guna mencari jalan damai.

Dorongan ini disampaikan usai Trump bertatap muka dengan Putin di Alaska pekan lalu, lalu mengundang tujuh pemimpin Eropa dan Zelensky ke Gedung Putih pada Senin. 

Trump mengakui konflik Rusia-Ukraina sulit untuk diselesaikan dan menilai ada kemungkinan Putin tidak berminat mengakhiri perang. 

"Kita akan mencari tahu tentang Presiden Putin dalam beberapa minggu ke depan. Mungkin saja dia tidak ingin membuat kesepakatan," kata Trump seperti dikutip BBC News, Kamis (21/8).

Trump menyebut Putin akan menghadapi situasi sulit bila menolak perdamaian, namun dia tidak merinci lebih jauh. Jika sebelumnya Trump mendorong pertemuan tiga arah, kini dia menilai akan lebih baik jika Putin dan Zelensky bertemu lebih dulu tanpa dirinya. Selanjutnya, dia siap hadir jika perlu tetapi terlebih dahulu memastikan hasil pertemuan keduanya.

Putin sempat menyampaikan keterbukaan untuk membicarakan negosiasi langsung, namun pernyataan itu segera ditegaskan ulang oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov yang menyebut pertemuan semacam itu harus disiapkan secara bertahap, dimulai dengan tingkat pakar.

Dmitry Polyanskiy, wakil Rusia di PBB, mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada yang menolak peluang dialog, namun menekankan hal itu tidak boleh dilakukan hanya demi pertemuan.

Sementara itu, situasi di lapangan tetap memanas. Rusia menyerang stasiun distribusi gas di Odessa pada malam hari dan melancarkan serangan di wilayah Sumy, melukai 14 orang termasuk tiga anak.

Trump sendiri menyatakan gencatan senjata yang disebut-sebut bisa disetujui Putin belum terwujud. Menurutnya, Rusia dan Ukraina harus langsung menempuh kesepakatan damai permanen. Zelensky dan para pemimpin Eropa dilaporkan berhasil meyakinkan Trump bahwa jaminan keamanan bagi Kyiv akan menjadi syarat penting jika kesepakatan tercapai.

Trump mengatakan Amerika Serikat siap membantu melalui udara jika Eropa menyediakan pasukan darat pascagencatan senjata, meskipun dia menolak mengerahkan tentara AS. Namun, dia tidak menjelaskan apakah dukungan itu mencakup intelijen atau operasi udara tempur.

Prancis dan Inggris memimpin koalisi yang bersedia untuk merancang pengiriman pasukan penenang bila konflik mereda. Downing Street menyebut rencana itu akan diperkuat bersama AS dalam beberapa hari ke depan.

Trump kini tampak lebih percaya bahwa pertemuan langsung dapat mendekatkan jalan damai, meskipun mengakui adanya permusuhan luar biasa antara Putin dan Zelensky. Terakhir kali keduanya bertemu adalah tahun 2019, sebelum perang menelan puluhan ribu korban jiwa dan menghancurkan infrastruktur Ukraina.

Putin masih menganggap Zelensky tidak sah, menudingnya bertanggung jawab atas kedekatan Ukraina dengan Barat, serta menyebarkan klaim bahwa Kyiv dipimpin rezim neo-Nazi. Rusia diyakini enggan melakukan negosiasi sementara pasukannya masih aktif di garis depan.

Eropa sendiri menunjukkan dukungan terhadap pertemuan bilateral. Zelensky menyatakan terbuka dengan format apa pun, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengusulkan Jenewa sebagai lokasi pertemuan. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban bahkan menawarkan Budapest, meskipun Kyiv meragukan netralitasnya mengingat kedekatan Orban dengan Moskow.

Meskipun Trump tampak optimis, sejumlah pemimpin Eropa bersikap lebih skeptis. Macron menyebut Putin predator dan raksasa di depan pintu mereka, sementara Presiden Finlandia Alexander Stubb menilai Putin jarang dipercaya.

Dalam beberapa hari mendatang, pertemuan tingkat tinggi kembali dijadwalkan, dengan fokus pada sejauh mana Trump akan memperkuat dukungannya terhadap Eropa dalam menghadapi Moskow. (Fer)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya