Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Ragukan Putin Siap Berdamai, Macron Tekankan Jaminan Keamanan untuk Ukraina

Ferdian Ananda Majni
19/8/2025 21:14
Ragukan Putin Siap Berdamai, Macron Tekankan Jaminan Keamanan untuk Ukraina
Emmanuel Macron.(Al Jazeera)

PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron menegaskan keraguannya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengakhiri perang di Ukraina. Dia menekankan bahwa setiap perjanjian damai harus dilengkapi dengan jaminan keamanan yang kuat bagi Kyiv.

"Ketika melihat situasi dan faktanya, saya tidak melihat Presiden Putin sangat bersedia untuk mencapai perdamaian saat ini. Tapi mungkin saya terlalu pesimistis," kata Macron dalam wawancara dengan NBC News usai menghadiri pertemuan di Gedung Putih bersama Presiden AS Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan para pemimpin Eropa.

Meskipun begitu, Macron mengatakan optimisme Trump mengenai peluang kesepakatan patut diperhatikan. "Jika ia merasa dapat mencapai kesepakatan, ini berita bagus. Kita harus melakukan apa pun yang kita bisa untuk mencapai kesepakatan yang hebat," tambahnya.

Macron menegaskan pentingnya melanjutkan tekanan terhadap Moskow. "Jika Rusia tidak mematuhi pendekatan ini, ya, kita harus meningkatkan sanksi, sanksi sekunder dan primer," lanjutnya.

"Ada agresor, yaitu Rusia. Ada negara yang memutuskan untuk membunuh orang, menculik anak-anak, dan menolak gencatan senjata serta perdamaian. Jadi, kita tidak bisa begitu saja menciptakan situasi yang setara antara Ukraina dan Rusia," paparnya.

Menurut Macron, Ukraina harus mendapatkan jaminan yang mengikat untuk mencegah agresi di masa depan. "Jika Anda membuat kesepakatan damai tanpa jaminan keamanan, Rusia tidak akan pernah menepati janjinya, tidak akan pernah memenuhi komitmennya sendiri," lanjutnya.

Trump sebelumnya menyampaikan bahwa Putin menerima prinsip jaminan keamanan bagi Ukraina dalam pertemuan mereka di Alaska, sesuatu yang juga dicatat Macron. 

Namun, dia menekankan kesulitan mencapai gencatan senjata ketika serangan Rusia masih berlangsung. "Mustahil bagi seorang presiden Ukraina dan pejabat Ukraina untuk berunding tentang perdamaian sementara negara mereka sedang dihancurkan dan warga sipil mereka terbunuh," sebutnya merujuk pada serangan di Kharkiv dan Zaporizhzhia.

Tentang kemungkinan kompromi wilayah, Macron menegaskan hal itu merupakan keputusan Ukraina sepenuhnya. "Sekarang, ketika kita berbicara tentang wilayah, presiden Ukraina dan rakyat Ukrainalah yang akan membahasnya," terangnya.

Dalam pertemuan di Gedung Putih, Macron didampingi sejumlah tokoh penting, termasuk Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Dia menekankan bahwa perang ini membawa dampak jauh lebih luas. 

"Yang terjadi di Ukraina tentu saja sangat penting bagi rakyat Ukraina, tetapi juga bagi keamanan Eropa secara keseluruhan, karena kita berbicara tentang membendung kekuatan nuklir yang memutuskan untuk tidak lagi menghormati perbatasan internasional," sebut Macron.

"Cara kita berperilaku di Ukraina akan menjadi ujian bagi kredibilitas kolektif kita di mata dunia," pungkasnya. (Anadolu/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya