Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron menyerukan peningkatan sanksi terhadap Rusia. Peningkatan itu jika Presiden Vladimir Putin tidak menunjukkan kemajuan nyata dalam proses perdamaian dengan Ukraina.
“Presiden Trump yakin kita bisa mencapai kesepakatan, dan beliau percaya Presiden Putin juga menginginkan perjanjian damai,” kata Macron kepada wartawan usai melakukan pertemuan di Gedung Putih.
“Tetapi, jika pada akhirnya proses ini ditolak, kami siap untuk mengatakan bahwa sanksi harus ditingkatkan,” tegasnya.
Macron menyinggung sanksi sekunder yang baru-baru ini dijatuhkan pemerintahan Trump terhadap India, yang belakangan menjadi salah satu pembeli utama energi Rusia setelah negara-negara Barat memangkas impor akibat invasi ke Ukraina. Menurut Macron, langkah tersebut “sudah memberikan banyak dampak.”
Dalam dinamika terbaru, Presiden Trump lebih dulu mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertemuan di Alaska. Kemudian mengajak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Gedung Putih tiga hari setelahnya.
Namun, akhir pekan lalu, Trump kembali secara terbuka menekan Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayahnya. Penekanan itu sebuah sikap yang sejalan dengan Putin dan bertolak belakang dengan Zelensky, yang menegaskan tidak akan mengalah atas wilayah yang direbut Rusia dengan paksa.
Menjawab pertanyaan wartawan, Macron menegaskan isu konsesi wilayah sebagai syarat jaminan keamanan AS untuk Ukraina tidak pernah dibicarakan. “Tidak, itu sama sekali tidak didiskusikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, Trump dan para pemimpin Eropa sepakat bahwa Ukraina tidak boleh dibatasi dalam kapasitas militernya dalam kesepakatan masa depan dengan Rusia. “Semua pemimpin mendukung keberadaan tentara Ukraina yang kuat dan mampu menahan serangan apa pun,” jelasnya.
Macron juga mengungkapkan harapannya agar Rusia dan Ukraina segera melanjutkan kontak diplomatik “dalam beberapa hari ke depan,” dengan kemungkinan pertemuan tiga pihak antara Trump, Putin, dan Zelensky dalam “dua hingga tiga minggu mendatang.” (AFP/Z-2)
Prancis menegaskan dukungannya terhadap pembentukan misi stabilisasi internasional sementara yang bertujuan memastikan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
PRANCIS, Jumat (8/8), mengutuk rencana Israel untuk menduduki Jalur Gaza, Palestina, dan menegaskan kembali penentangan tegasnya terhadap rencana tersebut.
Kawasan bukit Corbières di Prancis selatan terbakar. Sekitar 8.000 lahan dilalap api, menutup akses jalan tol, dan melukai dua orang.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved