Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mendag: Sekarang Babi di Tiongkok Makan Kedelai

Nurhidayat (Metro TV) / Muhardi (Story Builder)
17/2/2022 17:28
Mendag: Sekarang Babi di Tiongkok Makan Kedelai
Menteri Perdagangan M Lutfi melakukan sidak di Pasar Pa'baeng-baeng Makassar, Kamis (17/2/2022).(Metro TV/Nurhidayat)

HARGA kacang kedelai di pasaran sudah berada di atas Rp11 ribu per kilogram membuat perajin tahu dan tempe mengeluh. Menurut Menteri Perdagangan Muh Lutfi, masalah kenaikan harga kedelai terjadi akibat sejumlah hal.

Salah satu alasan kenaikan harga kedelai akibat badai La Nina yang terjadi di Amerika Selatan.

Baca juga: Sektor Energi Kunci Pemulihan Ekonomi

"Harga dunia melonjak dari $12 menjadi $18 karena terjadi La Nina di Argentina dan Amerika Selatan yang menyebabkan suplai jadi sangat terbatas dan harga jadi naik," ujarnya usai melakukan sidak di Pasar Pa'baeng-baeng Makassar, Kamis (17/2/2022).

Selain La Nina, masalah restrukturisasi peternakan di Tiongkok juga menjadi pemicu kenaikan harga kedelai di pasar internasional. Menurut dia, peternakan di Tiongkok menjadikan kedelai sebagai konsumsi babi.

"Dulunya tidak diatur, sekarang (babi di Tiongkok) makan kedelai, jadi demand (suplai barang) sangat tinggi," jelas Mendag.

"Akibatnya harga sangat tinggi dan menyebabkan harga kedelai di Indonesia juga tinggi," tambahnya.

Lutfi menuturkan, Kementerian Perdagangan sedang menyiapkan mitigasi untuk mengatasi hal tersebut. Rencananya, kebijakan itu akan diumumkan pekan depan. "Kita akan putuskan dan umumkan kebijakannya seperti apa," tegasnya.

Baca juga: OJK: Transisi Bank dari Hybrid ke Digital Hanya Tinggal Menunggu Waktu

Ia menambahkan, kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 3 juta ton. Menurut dia, hanya 500-700 ribu ton yang bisa disuplai oleh petani kedelai dalam negeri.

"Kebutuhan kedelai kita itu 3 juta. Yang bisa disuplai dalam negeri tidak lebih dari 500-750 ribu per tahun. Jadi 80-90% kebutuhan kedelai nasional diimpor dari pasar internasional," tutupnya. (Mhd/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya