Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Industri Manufaktur Berpeluang Optimalisasi Pulihkan Ekonomi

M. Ilham Ramadhan Avisena
14/2/2022 20:45
Industri Manufaktur Berpeluang Optimalisasi Pulihkan Ekonomi
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

DIREKTUR Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Moneter Bank Indonesia Solikin M. Juhro mengungkapkan, industri manufaktur Indonesia berpeluang mengoptimalisasi pemulihan ekonomi dari dampak pandemi. Sektor pengolahan juga digadang bakal menjadi mesin andalan bagi perekonomian nasional.

Hanya, potensi itu tak serta merta memuluskan gerak sektor manufaktur. Setidaknya, kata Solikin, industri pengolahan nasional akan dihadapkan oleh tiga pekerjaan rumah yang menantang.

"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Penguatan struktur sektor manufaktur menghadapi tantangan yang kami identifikasi setidaknya ada tiga tantangan utama," ujarnya dalam side event G20: Seminar on Recover Stronger bertema Shifting Toward Higher Value-Added Industries, Senin (14/2).

Tantangan pertama yakni, penguatan minat sekfor manufaktur terhadap pengarusutamaan ekspor produk bernilai tambah tinggi. Hal tersebut menurut Solikin menjadi penting lantaran saat ini ekspor Indonesia masih didominasi produk berteknologi rendah.

Baca juga: Indonesia Diyakini Lolos Middle Income Trap di 2036 

Menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan ekspor bernilai tambah tinggi adalah dengan meningkatkan partisipasi rantai nilai global Indonesia. Strategi tersebut perlu dimulai dengan mempertimbangkan peran input dalam negeri terhadap barang ekspor.

Tantangan kedua berkaitan dengan struktur ekspor nasional. Solikin mengatakan, peningkatan struktur ekspor pada industri tertentu dalam periode 2017-2020 bersifat terbatas. "Upaya penguatan sektor manufaktur harus dibarengi dengan percepatan substitusi impor, mengingat tingginya ketergantungan terhadap bahan baku impor. Saat ini, impor barang jadi dan bahan baku untuk industri sekitar 90% dari total impor," imbuhnya.

Tantangan ketiga ialah pemerataan dan keterkaitan ekonomi antar daerah. Solikin menyatakan, dibutuhkan investasi yang merata di sektor industri manufaktur. Selain mewujudkan pemerataan dan penguatan, investasi juga dapat mendorong keberlanjutan industri dalam jangka panjang.

Karenanya, hilirisasi industri manufaktur diperlukan untuk bisa menjawab ketiga tantangan tersebut. Solikin juga meyakini hilirisasi turut mendorong upaya pemerintah mengembangkan ekonomi hijau.

"Pada tahap ini, kami percaya industri hilir akan mendukung keberlanjutan ekonomi negara dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah telah menyatakan ada tiga strategi ekonomi pengembangan industri hilir, digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah dan pengembangan ekonomi hijau," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya