Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Stabilitas Sistem Keuangan Triwulan IV 2021 dalam Kondisi Normal

M. Ilham Ramadhan Avisena
02/2/2022 12:05
 Stabilitas Sistem Keuangan Triwulan IV 2021 dalam Kondisi Normal
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan IV 2021 dalam kondisi normal.(ANTARA/Hafidz Mubarak A)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan IV 2021 dalam kondisi normal. Hal itu seiring dengan penurunan kasus covid-19 dalam negeri yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi.

"Perkembangan kasus harian covid-19 yang rendah pada triwulan IV 2021 mendorong pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sehingga mendukung berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi," ujarnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara daring, Rabu (2/2).

Hal tersebut, lanjut Sri Mulyani, tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Desember 2021, seperti mobilitas masyarakat yang melampaui level prapandemi, keyakinan konsumen yang kuat, penjualan eceran yang meningkat.

Lalu Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang bertahan di zona ekspansif, konsumsi listrik sektor industri dan bisnis yang meningkat, serta kinerja positif penjualan kendaraan bermotor dan semen. Selain itu laju inflasi tetap rendah dengan IHK (Indeks Harga Konsumen) 2021 di level 1,87% year on year (yoy), di bawah kisaran sasaran 3,0% plus minus 1%.

Hal lainnya yakni tren surplus neraca perdagangan berlanjut di Desember 2021 dan secara akumulatif di tahun 2021 mencapai US$35,34 miliar. Cadangan devisa berada pada level US$144,9 miliar, setara 8 bulan impor barang dan jasa. 

"Perkembangan tersebut turut ditopang oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global dengan PMI, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Peningkatan Investasi Manufaktur Tunjukkan Hal Positif

Namun demikian, terdapat potensi risiko yang perlu diwaspadai, baik dari sisi domestik maupun global. Potensi risiko dari sisi domestik terutama terkait kenaikan kasus covid-19. 

Sementara potensi risiko global antara lain gangguan rantai pasok di tengah kenaikan permintaan yang mendorong peningkatan tekanan inflasi, terutama akibat kenaikan harga energi serta berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat kebijakan normalisasi the Fed dalam merespons tekanan inflasi AS, serta peningkatan tensi geopolitik di kawasan Baltik.

Karenanya, imbuh Sri Mulyani, upaya percepatan pemulihan dilakukan dengan mewaspadai efek rambatan dari kompleksitas kebijakan antarnegara akibat pemulihan ekonomi yang tidak merata, tekanan inflasi, dan supply disruption. 

Kompleksitas kebijakan antarnegara baik dari sisi moneter maupun fiskal tersebut berpotensi memicu dinamika arus modal antarnegara yang akan memberikan dampak lanjutan pada volatilitas nilai tukar rupiah dan pasar keuangan.

"Dengan berbagai dinamika global tersebut, ditambah kebutuhan untuk mulai melakukan exit strategy secara bertahap seiring tren pemulihan ekonomi domestik, tantangan di dalam perumusan kebijakan akan semakin tinggi," kata dia.

Sri Mulyani yang juga Ketua KSSK mengatakan, kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang efektif akan menjadi kunci di dalam menghadapi dinamika global sekaligus menjadi bagian dari upaya mengimplementasikan exit strategy secara bertahap. Keselarasan kebijakan fiskal dan moneter tersebut akan diperkuat lebih lanjut melalui sinkronisasi dengan kebijakan makroprudensial, mikroprudensial, dan penjaminan simpanan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya