Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Bank Indonesia Menunggu Tanda Kenaikan Inflasi untuk Arah Suku Bunga

Fetry Wuryasti 
01/12/2021 17:16
Bank Indonesia Menunggu Tanda Kenaikan Inflasi untuk Arah Suku Bunga
BANK Indonesia menyampaikan akan mempertahankan suku bunga acuan, hingga muncul tanda kenaikan inflasi.(MI/SUSANTO)

BANK Indonesia menyampaikan akan mempertahankan suku bunga acuan, hingga muncul tanda kenaikan inflasi. Saat ini, suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) berada di level 3,5%, terendah sepanjang sejarah.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan arah kebijakan BI ini sesuai dengan upaya pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan nasional, untuk menyikapi ketidakpastian global. Selain itu perekonomian membutuhkan stabilitas karena itu kebijakan moneter berada dalam kategori pro stability dengan tetap memulihkan ekonomi.

Kebijakan-kebijakan BI yang lain, dia jelaskan tetap dalam kategori pro growth. Dia menambahkan, bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong kredit, pembiayaan dan sektor riil.

BI juga akan mendorong digitalisasi sistem pembayaran sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk ekosistem ekonomi keuangan digital, melalui perbankan digital, e-commerce, unicorn, BI FAST, QRIS dan SNAP.

Bank sentral juga akan melakukan pendalaman pasar keuangan dan pasar valas. Karena itu koordinasi erat dengan Kemenkeu dan forum pendalaman penguatan sektor keuangan.

"Tugas kami di pasar uang dan pasar valas membangun infrastruktur dan mengembangkan produk pelaku dan pricing yang semakin modern dan berstandar internasional," kata Perry, Rabu (1/12).

Perry juga memperkirakan tahun depan perekonomian Indonesia di 2022 pada kisaran 4,7%–5,5%, dari tahun 2021 yang berkisar antara 3,2%–4%. Pertumbuhan terjadi seiring dengan meningkatnya konsumsi, investasi dan ekspor.

"Diperkirakan inflasi terkendali di kisaran 2,5%–4,5% (2022) sebagaimana sasaran yang sudah ditetapkan. Tentu pertumbuhan kredit 6%-8%. Ekonomi dan keuangan digital itu terus akan meningkat sangat cepat dalam mendukung pemulihan ekonomi," kata Perry.

Baca juga: Aktivitas Ritel dan Rekreasi Naik 5,3% pada November 2021

Pada kesempatan yang sama Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan transaksi berjalan bergerak ke arah defisit, meski masih positif, pada kuartal IV tahun 2021 seiring dengan meningkatnya kegiatan impor. Secara keseluruhan pada tahun 2021, neraca transaksi berjalan Indonesia diprediksi akan bergerak di level defisit 0,5% hingga surplus 0,3% terhadap produk domestik bruto (PDB). 

"Dalam kegiatan ekspor-impor, kecepatan pertumbuhan ekspor akan berkurang sementara kecepatan impor naik sehingga di kuartal IV transaksi berjalan kembali defisit. Perhitungan kami, transaksi berjalan  dalam range antara defisit 0,5% hingga surplus 0,3% terhadap PDB di tahun 2021," kata Dody.

Transaksi berjalan pada kuartal III tahun 2021 tercatat surplus US$4,5 miliar atau 1,5% terhadap PDB. 

Sejak kuartal I tahun 2011, neraca transaksi berjalan hampir selalu mencatatkan defisit di tiap kuartal, kecuali pada triwulan III dan IV tahun 2020 serta triwulan III tahun 2021.

"Peningkatan harga komoditas, juga permintaan akan komoditas akan membantu kinerja ekspor sekaligus transaksi berjalan pada tahun 2021. Kenaikan harga komoditas membantu pemulihan ekonomi domestik, dalam bentuk peningkatan investasi serta konsumsi, dan akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali tinggi di kuartal IV 2021. Indikator menunjukan proyeksi pertumbuhan di kuartal IV akan kembali ke level 4% sampai 5%an ," kata Dody.

Namun rendahnya inflasi, kata Dody, akan menjadi indikasi masih lemahnya permintaan oleh masyarakat. Target inflasi Bank Indonesia tahun 2021 yaitu 3% ± 1% atau antara 2%–4%. Bila di bawah target tersebut, artinya permintaan masih rendah, dan ekonomi belum berjalan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya