Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Garuda Layani Penerbangan Turis RI- Singapura Tanpa Karantina

Insi Nantika Jelita
30/11/2021 07:00
Garuda Layani Penerbangan Turis RI- Singapura Tanpa Karantina
Ilustrasi pekerja menurunkan muatan kargo dari pesawat Garuda Indonesia.(Antara/Ampelsa )

Garuda Indonesia menjadi maskapai penerbangan pertama di Indonesia yang melayani penerbangan Jalur Perjalanan Vaksinasi (Vaccinated Travel Lane / VTL) Indonesia – Singapura melalui rute penerbangan Jakarta – Singapura.

Melalui program ini, pelaku perjalanan kedua negara yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi covid-19, dapat melakukan perjalanan antarnegara tanpa harus melaksanakan karantina pada saat kedatangan.

"Sejalan dengan langkah percepatan program vaksinasi covid-19 yang dilakukan dua negara ini, tentu program ini memiliki nilai penting dalam hubungan bilateral antarnegara," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan resmi, Senin (29/11).

Rute penerbangan Jakarta – Singapura dioperasikan melalui nomor penerbangan GA 836 dan dilayani sebanyak 6 kali per minggu dengan armada A330-300.

Melalui dukungan ini, Irfan mengatakan, Garuda mengharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung bangkitnya kembali sektor pariwisata melalui kesiapan infrastruktur konektivitas udara.

Sejalan dengan implementasi kebijakan Jalur Perjalanan Vaksinasi yang mulai dilaksanakan pada hari ini, Senin (29/11), Garuda akan mengaku memperkuat kesiapan aspek operasional terutama soal protokol kesehatan (prokes).

"Kami percaya kunci penting dalam kesuksesan implementasi program Jalur Perjalanan Vaksinasi ini adalah fokus tata kelola penerapan protocol kesehatan yang patut dilakukan secara end to end," tuturnya.

Momentum implementasi Jalur Perjalanan Vaksinasi ini dianggap Irfan, menjadi sinyal positif bagi industri penerbangan global untuk terus berakselerasi memaksimalkan upaya pemulihan kinerja perusahaan itu yang dirundung masalah finansil bisnis, dengan utang mencapai US$9 miliar. "Program ini kami meyakini momentum ini tidak hanya memiliki kontribusi positif terhadap pemulihan kinerja maskapai penerbangan, melainkan juga menjadi multipier effect tersendiri bagi pemulihan ekonomi negara utamanya sektor pariwisata," tutup Irfan. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik