Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
RIBUAN karyawan pabrik PT. Sri Tita Medika sebagai produsen alat kesehatan lokal seperti alat swab antigen, melakukan aksi demo pada Rabu (17/11) di depan halaman pabrik.
Mereka menyuarakan aspirasi terkait kesejahteraan yang semakin menurun, dan bahkan ratusan dari mereka terpaksa dirumahkan menyusul kondisi perusahaan yang terus merugi akibat kurangnya pendistribusian alat kesehatan yang sudah diproduksi. Hal itu terjadi karena masih maraknya alat swab antigen import di pasaran.
"Kami meminta kepada bapak presiden Joko Widodo agar pihak-pihak terkait diinstruksikan untuk lebih mengutamakan produksi alat kesehatan dalam negeri ketimbang alat kesehatan import. Agar nasib kami lebih baik," ungkap Owi Indra selaku perwakilan dari karyawan PT. Sri Tita Medika dilansir dari keterangan resmi, Kamis (18/11).
Baca Juga: Hamdan Zoelva Minta Pemerintah Kaji Ulang Impor Alat Kesehatan
Di lain sisi, General Manager PT. Sri Tita Medika Heru Purnomo tidak memungkiri kalau kondisi perusahaan sedang terpuruk. Hal ini akibat susahnya pendistribusian alat kesehatan berupa alat swab antigen karena masih banyaknya barang import yang tersebar di pasaran.
Oleh karenanya, dia juga menyampaikan dan mengimbau pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo untuk menghentikan masuknya produk import dan lebih mengutamakan alat kesehatan dalam negeri. Menurutnya ini merupakan hal penting karena dia juga menemukan di beberapa perusahaan di bawah BUMN seperti KAI dan RNI, masih menggunakan alat swab antigen import.
"Saya memohon kepada bapak Presiden Joko Widodo untuk meperhatikan dan memberikan instruksi kepada yang di bawah untuk memetahui peraturan terkait penggunaan produk dalam negeri yang tertuang dalam Kepres nomor 12/2021 dan nomor 15/2021. Hal ini perlu dilakulan agar penggunaan produk-produk lokal bisa lebih diperhatikan lagi dan dijalani di lapangan," pinta Heru.
Baca Juga: Menperin Bangga Alat Swab Antigen Indonesia Diekspor ke Mancanegara
Heru menambahkan, kebutuhan alat swab antigen sudah mampu diproduksi oleh produsen dalam negeri. Yang kurang adalah keberpihakan pemangku kepentingan terhadap produsen dalam negeri. Menurut Heru, PT. Sri Tita Medika sendiri bahkan bisa memenuhi kebutuhan alat swab antigen nasional sebanyak 25 juta per bulan.
Namun karena kurangnya penggunaan alat swab dalam negeri, bahkan lebih mengutamakan produk import, maka dalam beberapa bulan terakhir PT. Sri Tita Medika harus memangkas gaji dan juga jumlah karyawan.
"Kita tidak butuh subsidi dari pemerintah karena kami masih sanggup membiayai produksi yang dibutuhkan. Kami butuhkan sekarang adalah pasar yang adil bagi kami dalam mendistribusikan alat swab antigen yang kami produksi," ucap Heru.
Heru menegaskan bahwa regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebetulnya sudah baik. Namun memang dalam pelaksanaannya di lapangan, tidak sesuai dengan regulasi yang telah dibuat dan diarahkan.
"Harapan kami, semoga regulasi yang telah ditentukan bisa berjalan dengan semestinya agar produk buatan dalam negeri bisa diutamakan dan digunakan. Sebab yang untung adalah negara dan menyerap lapangan kerja lokal" pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Penggunaan Produk Dalam Negeri Selamatkan Ekonomi Nasional
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Saat ini, penjualan alat kesehatan rumah tangga di Indonesia tumbuh pesat dengan laju 13,6% per tahun, dengan glucometer menguasai lebih dari 40% pasar.
INDUSTRI alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan tarif impor yang ditetapkan sebesar 19% ke Amerika Serikat.
Kegiatan kali ini turut menghadirkan lokakarya/workshop bertema tren perdagangan instalasi gas medik di Indonesia.
Saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
PT Eratex Djaja Tbk, produsen tekstil yang memasok untuk merek global seperti Uniqlo dan H&M, membantah kabar yang menyebut perusahaan tengah menghadapi permohonan PKPU
Arief menyebut perusahaan-perusahaan makanan minuman terus berusaha untuk mengelola sampah plastik. Salah satu upayanya adalah membentuk industri daur ulang.
GUBERNUR DKI Jakarta, Pramono Anung, menghadiri kegiatan World of Coffee Jakarta di Jakarta International Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (17/5).
Thule Perusahaan produsen peralatan aktivitas outdoor asal Swedia menggelar Thule Expo #BringYourLife di Pantai Indah Kapuk (PIK) Avenue Atrium, Jakarta, 5-10 November 2024.
SERIKAT pekerja sektor pertembakauan mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak negatif dari kebijakan restriktif dalam Peraturan Pemerintah terkait rokok polos tanpa merek
KLHK menilai perlu adanya upaya paksa untuk meningkatkan partisipasi produsen dalam upaya pengurangan sampah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved