Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Investasi Teknologi dan SDM Kunci Keberlanjutan Dunia Usaha

Abdillah M Marzuqi
16/11/2021 18:26
Investasi Teknologi dan SDM Kunci Keberlanjutan Dunia Usaha
Live Series #3 bertajuk Ekonomi Sehat 2022(MI/Abdillag M Marzuqi)

Keberlanjutan menjadi tema krusial dan penting. Bagi dunia usaha, keberlanjutan bukan hanya menciptakan proses bisnis yang memastikan keberlanjutan lingkungan, baik lingkungan alam maupun sosial, tetapi juga sekaligus merupakan bagian dari memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan itu sendiri. Hal itu diungkap Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin.


“Kita hanya punya satu planet, dan kita hanya hidup di bumi ini satu kali. Sehingga apa pun yang dilakukan, kita tidak boleh melakukan sesuatu yang merusak planet dan merusak kesehatan. Jadi antara human health dan planet health itu sangat interconnected,” ucap Arif dalam CEO Live Series #3 bertajuk Ekonomi Sehat 2022 di Jakarta (15/11).


Menurutnya, dunia usaha perlu menempatkan lingkungan, alam, dan manusia sebagai yang sama pentingnya. “Prinsip sustainability ini diimplementasikan di semua tempat. Di market place, di work place, hingga di environment. Kami memastikan bahwa walaupun tujuan utama Danone Indonesia memproduksi produk kesehatan manusia, namun dalam proses produksinya tidak boleh merusak planet. Demikian juga ke masyarakat. Kita tidak akan bisa menjual produk bila daya beli masyarakat kita rendah. Atau kita juga tidak bisa mengantarkan produk bila lingkungan tidak baik. Semua saling terkait. Oleh karena itu apa pun yang dilakukan Danone Indonesia adalah memastikan operasi kita dari hulu ke hilir tidak merusak planet,” papar Arif.


Menurut Arif, pada hakikatnya keberlanjutan bagi dunia usaha bukan hanya berarti menjaga keberlangsungan lingkungan dan masyarakat sekitar, tapi sebenarnya juga bertujuan untuk menjaga perusahaan tersebut tetap dapat beroperasi dan berkelanjutan. SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba menjelaskan institusi usaha migas memang padat modal dan berisiko tinggi. Karenanya, menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan sendirinya berarti memberikan kepastian usaha bagi perusahaan.


Menurutnya, perhatian terhadap keberlanjutan tertuang dalam perilaku dan keputusan bisnis sehari-hari. Dalam hal transisi energi dari energi yang bersumber dari fosil menjadi sumber energi baru dan terbarukan, Pertamina juga telah menyusun rencana jangka panjang. Daniel menegaskan adalah suatu keniscayaan semua pihak nantinya akan bergerak menuju energi baru dan terbarukan. "Itu sebabnya isu-isu sustainbility bagi perusahaan seperti Pertamina ini menjadi isu yang superkritikal bagi perusahaan, apalagi di mata investor,” papar Daniel.


Senada, EVP Electricity System Planning PT PLN (Persero) Edwin Nugraha Putra mengungkapkan pihaknya melakukan dua pendekatan konseptual terkait penggunaan energi dalam pembangkitan listrik yang sangat tergantung dengan perkembangan teknologi. Pertama, pembangkit-pembangkit listrik bertenaga fosil yang telah dibangun oleh PLN menerapkan teknologi terkini yang dapat mereduksi tingkat emisi sehingga keberadaan pembangkit tersebut tidak berkontribusi besar dalam hal pencemaran lingkungan.

Kedua, PLN tidak menafikan kehadiran sumber-sumber energi baru dan terbarukan sebagai energi pembangkit listrik. PLN justru melihat masa depan akan mengandalkan penuh sumber energi terbarukan. Ketua Tim Ahli Kementerian Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan setiap industri tentu memiliki standardisasi sendiri-sendiri.


"Karena standardisasi untuk sawit jelas berbeda dengan listrik, beda dengan migas. Salah satu yang jadi semangat Sustainable Development Goals (SDGs) ini bukan regulasi. Yang ditetapkan itu tujuan, caranya kembali ke pelaku industri sesuai dengan karakteristik masing-masing industri,” paparnya.


Menurut Bayu, pemerintah juga berkomitmen dengan isu Keberlanjutan. Hal itu bisa dilihat dari Rencana Aksi Nasional (RAN) SDGs yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Ada 17 tujuan dalam SDGs yang telah diterjemahkan menjadi target, indikator, dan langkah yang harus dilakukan. Selain itu, ada Green Economy Initiative.

"Saya melihat ini sesuatu yang sangat baik sekali. Harapannya para pelaku usaha itu mengacu ke sana dan kemudian mengembangkan rencananya masing-masing,” pungkasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya