Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Negatif Ekuitas Garuda Cetak Rekor, Kementerian BUMN : Secara Teknis Bangkrut 

Insi Nantika Jelita
09/11/2021 17:31
Negatif Ekuitas Garuda Cetak Rekor, Kementerian BUMN : Secara Teknis Bangkrut 
Pesawat Garuda Indonesia(Mi/Angga Yuniar)

WAKIL Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo membeberkan, maskapai Garuda Indonesia (GIAA) secara teknis sudah dinyatakan bangkrut, karena mencatatkan ekuitas negatif sebesar Rp40 triliun per September 2021. 

Angka tersebut bahkan mengalahkan ekuitas negatif PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang mencapai Rp38,4 triliun per Desember 2020. 

"Kami tekankan Garuda saat ini mengalami negatif equitas US$2,8 miliar (Rp40 triliun), ini rekor. Kalau dulu rekornya dipegang Jiwasraya, sekarang sudah digeser Garuda," kata Tiko, sapaan akrab Kartika dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Senayan, Selasa (9/11). 

Pada 2020-2021, Garuda memberlakukan PSAK 73 atau pernyataan standar akuntasi keuangan yang membuat dampak penurunan ekuitas semakin dalam karena adanya pengakuan utang masa depan lessor atau penyewa pesawat. 

Dari sisi aset Garuda sebelum restrukturisasi sebesar US$6,9 miliar, lalu liabilitas atau utang mencapai US$9,8 miliar. Angka tersebut terdiri dari tunggakan pembayaran ke lessor senilai US$6,3 miliar. 

Baca juga : Melonjak, Penumpang Pesawat di Bandara AP I Capai 2,8 Juta per Oktober

"Situasi garuda sebenarnya secara technical sudah mengalami bangkrut. Karena kewajiban-kewajiban jangka panjangnya sudah tidak ada yang dibayarkan termasuk global sukuk," ucap Tiko. 

Sebagian utang ini terbanyak dari utang lessor atau penyewa pesawat. Adapun, biaya sewa pesawat Garuda dari lessor 4 kali lebih besar di atas rata-rata harga sewa secara global. 

"Kalau kita bandingkan antara aircraft rental cost dengan revenue-nya Garuda yang paling terbesar. Aircraft rental cost dibagi revenue mencapai 24,7% atau 4 kali lebih besar di antara rata-rata global," kata Tiko. 

Dia juga menyinggung soal kasus korupsi di badan Garuda pada masa lalu yang menjadi beban perusahaan maskapai tersebut. 

"Ini menjadi hal utama, dan akibat kasus masa lalu menyebabkan kontrak-kontrak dengan lessor Garuda ini cukup tinggi dibandingkan dengan airlines yang lainya," tutupnya. (OL-7)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya