Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Cari Desain Atap Ramah Lingkungan Terbaru, Onduline Kembali Gelar Kompetisi OGRA

Ghani Nurcahyadi
20/8/2021 00:48
Cari Desain Atap Ramah Lingkungan Terbaru, Onduline Kembali Gelar Kompetisi OGRA
Ilustrasi atap rumah ramah lingkungan(Dok. Onduline)

PRODUSEN atap ramah lingkungan Onduline Indonesia menggelar sayembara desain konstruksi atap bangunan dalam kompetisi Onduline Green Roof Award (OGRA) 2021. 

Kompetisi itu ditujukan bagi para profesional di bidang arsitektur, desainer interior, pengembang, konsultan perencana dan kontraktor pelaksana yang berprofesi minimal 1 tahun. Pendaftaran kompetisi masih dibuka hingga 30 Agustus mendatang. Ajang yang memasuki tahun kelimanya ini mencari proyek unggulan dari professional tentang konsep konstruksi atap ramah ligkungan dan berkelanjutan yang digabungkan dengan keunggulan arsitektur.

Tahun ini OGRA 2021 mengangkat tema “Tropical Roof With Ecological Clean Energy & Passive Design. Adapun yang menjadi penilaian dalam kompetisi tersebut adalah gagasan dan ide-ide dengan kemampuan mengatasi polusi udara dan mengurangi beban biaya energi. 

Pasalnya, kurang dari 5 tahun sejak saat ini atau tepatnya pada 2025, populasi perkotaan di Indonesia ditaksir meningkat menjadi 68 persen dibanding puncaknya pada 2013 yang mencapai 130 juta jiwa atau 52 persen dari total penduduknya. Masyarakat yang berbondong-bondong pindah dari desa ke kota itu memicu polemik pembangunan hunian secara besar-besaran yang dapat berdampak langsung pada kualitas hidup, udara dan lingkungan di dalamnya. 

“Itulah mengapa kompetisi Onduline Green Roof Award berorientasi pada bagaimana cara kita merancang serta membangun atap pada bangunan yang berkelanjutan dan bermanfaat terhadap alam. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan serta ruang di mana kita beraktivitas,” ujar Marketing Communications Manager PT Onduline Indonesia, Reissa Siregar, dalam keterangan resminya.

Onduline telah mengidentifikasi sejumlah target isu yang bisa memperjelas tujuan menjaga alam untuk generasi masa depan dan sekaligus menjadi dasar penilaian OGRA 2021. 

“Salah satu caranya dengan menerapkan desain atap berkonsep climate change adaptation, clean energy, healthy building, rainwater harvesting dan environmental friendly material,” kata Reissa.

Chairperson Green Building Council Indonesia Naning Adiwoso mengatakan, ke depan manusia harus dapat menyatukan ecology antara alam dengan bangunan terbangun jika ingin membangun planet yang lebih baik untuk kehidupan. Orientasi bahan bangunan juga sudah seharusnya memilih komponen yang ramah lingkungan dan tahan panas. 

“Perlu diketahui suhu bumi semakin panas. yang awalnya akan naik 2 derajat celcius kini diprediksi naik menjadi 2,5 derajat celcius di tahun 2050. Ini akan terjadi karena semakin hari semakin kecil ketersediaan lahan terbuka. Sedikit sekali keberadaan kebun dan tanaman yang dapat mendinginkan udara,” terang Naning yang juga juri OGRA 2021 ini.

Baca juga : Properti di Bali Masih Jadi Incaran, Greenwoods-Alaya Garap Hunian Bernuansa resort

Menurut Naning, vegetasi menjadi sebuah keharusan untuk mengubah karbon menjadi oksigen dan memberi udara dingin di sekitarnya. Merancang atap bangunan baik hunian maupun komersial melalui konsep desain roof garden dan vertical garden juga dinilai sangat membantu mendinginkan ruang terbuka. 

“Ke depan yang kita butuhkan adalah rumah sehat. Salah satunya menggunakan atap yang dapat menahan panas ke dalam bangunan serta bahan atap yang ramah lingkungan adalah natural ventilation. Itu fokus penilaian karya yang masuk,” jelasnya.

Sementara itu Ivan Priatman yang juga juri OGRA 2021 sekaligus Principal Architech Ivan Priatman Architecture mengatakan, karya desain dari peserta juga akan dinilai seberapa signifikan konsep rancangan bangunan tanpa menggunakan alat-alat mekanikal dan elektrikal yang bertujuan mengurangi pemakaian energi. Respon terhadap iklim lokal untuk menghasilkan kenyamanan penghuni di dalam bangunan juga akan diukur. 

“Seperti apa desain itu dalam menggunakan free energy seperti matahari dan angin untuk memanaskan, mendinginkan dan menerangi rumah. Kita akan nilai dari lokasi dan orientasi bangunan, layout, insulasi, ventilasi alami, daylighting dan shading,” ujar Ivan.

Ivan berharap para peserta sayembara memahami kondisi-kondisi kritis iklim di sejumlah wilayah di Indonesia yang harus mendapat perhatian khusus. 

“Carilah potensi-potensi alami yang dapat digunakan untuk passive design seperti arah angin, pergerakan matahari dan kelembaban udaranya,” imbuh Master of Architecture University of Southern California, Amerika Serikat, ini,

Selain untuk mengasah kemampuan, para professional di bidang arsitektur yang mengikuti kompetisi OGRA juga memiliki peluang sama besar untuk semakin diakui di bidang arsitektur dan kaitannya. Onduline Indonesia memiliki produk seperti Ondugreen yang merupakan produk green roof dan Ondusolar yang merupakan produk solar panel dimana para  peserta dapat memilihnya sebagai penyelesaian desain atap, meskipun peserta tidak diwajibkan menggunakan produk dari Onduline Indonesia.

“Peserta diberikan kebebasan untuk pemilihan produk untuk penyelesaian desain atap. Total hadiah untuk sayembara ini adalah Rp125 juta. Seluruh karya nantinya akan kami masukkan ke dalam buku Tropical Green Roof Award. Bulan September nanti akan kami umumkan juaranya,” pungkas Reissa. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya