Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bank Dunia: Indonesia Perlu Perbaiki Ekosistem Ketenagakerjaan

M. Ilham Ramadhan Avisena
17/6/2021 14:19
Bank Dunia: Indonesia Perlu Perbaiki Ekosistem Ketenagakerjaan
Ekonom utama Bank Dunia untuk Indonesia Habib Rab.(Dok/worldbank)

BANK Dunia menilai pemerintah Indonesia perlu mendorong perbaikan ekosistem ketenagakerjaan nasional guna menyejahterakan masyarakat.

Hal itu dapat dilakukan melalui rereformasi ketenagakerjaan. Sebab, sejauh ini Indonesia tergolong apik dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

Dari data Bank Dunia, tercatat sejak 2000 hingga 2019 pemerintah berhasil menciptakan sekitar 4 juta lapangan kerja. Penciptaan lapangan pekerja itu akan berdampak pula pada perekonomian dan mengerek pertumbuhan yang kuat.

Hanya, penciptaan lapangan kerja harus diarahkan pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pasalnya saat ini sekitar 40% tenaga kerja di Indonesia berada di bawah golongan kelas menengah.

"Ini masih relatif rendah untuk angkatan kerja dan ini memberikan tantangan ekstra," ujar ekonom utama Bank Dunia untuk Indonesia Habib Rab, Kamis (17/6).

Oleh karenanya, pemerintah harus bisa sesegera mungkin membantu masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena pandemi untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Pengambil kebijakan perlu mengatasi persoalan yang saat ini dihadapi oleh sebagian besar angkatan kerja muda di Tanah Air.

Lalu pemerintah juga dirasa perlu meningkatkan partisipasi kaum perempuan dalam ranah ketenagakerjaan.

Pasalnya Bank Dunia menilai, mayoritas perempuan di Indonesia ingin bekerja untuk memiliki penghasilan namun terkendala karena memiliki kewajiban utama di lingkup keluarga.

"Ini bukan karena di indonesia banyak polulasi perempuan, tapi lebih kepada potensinya besar sekali. Kita estimasikan indonesia bisa meningkatkan lapangan kerja itu sebesar 59% pada 2025, bisa ada peningkatan pertumbuhan signifikan dengan adanya partisipasi perempuan," urai Habib.

Dia menambahkan, persoalan ketenagakerjaan di Indonesia juga terletak pada produktivitas. Hal tersebut erat kaitannya dengan daya saing dan itu perlu untuk didorong oleh pemerintah.

Pasalnya selama ini lapangan kerja yang tersedia di Indonesia belum mengarah pada peningkatan kualitas tenaga kerja. Berbagai jenis usaha, hanya ingin menyerap tenaga kerja tanpa meningkatkan kualitas pekerjanya.

Padahal bila kualitas dan produktivitas pekerja meningkat, maka pemberi dan penerima kerja akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibanding saat ini.

"Itu artinya kita bisa meningkatkan produktivitas merek industrinya dan mereka bisa mendapatkan pendapatan lebih tinggi. Reformasi produktivitas struktural ini bisa memutar balikkan tren (pelemahan) yang terjadi meski pun pandemi masih mengancam," kata Habib. (Mir/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya