Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kebijakan ekonomi di masa pandemi covid-19 telah berhasil diimplementasikan dengan baik. Hal itu terlihat dari jumlah pekerja yang dapat kembali bekerja sesuai dengan jam kerja normalnya. Dan sebagian besar aktivitas ekonomi telah berjalan mendekati kondisi normal.
“Kita sudah berhasil mengurangi tingkat mereka yang bekerja di bawah jam kerjanya, semula 19 juta orang, sekarang sudah turun 10,02 juta di 2021. Sehingga mereka sudah kembali kepada jam kerja, dan artinya aktivitas sudah kembali,” kata Airlangga dalam webinar Nasional Seri II: Kebijakan Pemerintah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19, Selasa (15/6).
Hal itu terjadi, kata Airlangga, lantaran berbagai stimulus fiskal pemerintah di masa pandemi yang berfokus untuk menjaga kenaikan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Oleh karenanya dia optimis pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di zona positif mulai triwulan II 2021.
Namun dia menjelaskan, ekonomi yang tumbuh positif itu tak hanya didorong dari aktivitas pekerja. Berbagai indikator perekonomian juga disebut telah berada dalam jalur pertumbuhan positif. “Kita juga lihat peningkatan aktivitas di berbagai sektor, antara lain industri pengolahan, transportasi, pergudangan, perdagangan besar dan eceran, serta penyediaan akomodasi,” terangnya.
Airlangga bilang, proyeksi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan II juga didukung dengan laporan perkiraan dan studi berbagai lembaga internasional. Bloomberg misalnya, memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di angka 7,5% pada triwulan II 2021.
Baca juga : Utang Luar Negeri RI Tumbuh Melambat di April 2021
Pemerintah sendiri mematok pertumbuhan triwulan II 2021 akan berada dalam rentang 6% hingga 7%. Pertumbuhan itu didasari pada penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun 2020 yang jauh lebih rendah dibanding capaian awal 2021.
Selain itu, pembalikkan perekonomian akan terjadi didukung oleh indeks keyakinan konsumen (IKK) telah berada di level optimis yakni 104,4 pada Mei 2021. Lalu Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia juga terus mengalami peningkatan di zona ekspansi pada level 55,3 di Mei 2021.
Penguatan pemulihan juga ditopang oleh faktor eksternal. Hal itu terlihat dari kondisi neraca perdagangan yang kerap mengalami surplus dalam beberapa bulan terakhir. Surplus neraca dagang itu terjadi karena pulihnya permintaan global dan membaiknya harga komoditas unggulan Indonesia.
“Dari pemulihan tersebut, kami melihat potensi pertumbuhan ekonomi di 2021 itu bisa mencapai dalam kisaran 4,5%-5,3%. Pemerintah terus fokus menangani kesehatan dan juga kebijakan covid di mana Bapak Presiden ada keseimbangan antara gas dan rem,” pungkas Airlangga. (OL-2)
Pertumbuhan ekonomi di triwulan I dan II 2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan IV 2023.
Reforma agraria tersebut, kata Airlangga, telah berperan mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah, mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja
Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni 27,52% pada Mei 2023, sejalan dengan stance kebijakan likuiditas longgar Bank Indonesia.
PADA harian ini edisi 24 Maret 2023, penulis menuangkan opini berjudul Mencegah Risiko Sistemik di Sektor Perbankan.
Acara ICEA 2023 ini dapat meningkatkan motivasi khususnya di tim CSR untuk terus berinovasi dalam program pelaksanaan CSR demi meningkatkan kinerja bisnis
Investasi didorong untuk lebih ke daerah, mengembangkan sektor yang lesu karena pandemi maupun menopang perekonomian.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal pembatasan harga gas bumi tertentu (HGBT). Apabila suplai gas terbatas untuk industri, pemerintah memberi izin untuk impor
Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia jadi Referensi Negara ASEAN
Airlangga Hartarto menilai IGK Manila punya peran dan jasa dalam perkembangan olahraga wushu di Indonesia
Presiden rabowo Subianto menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN.
Dari jumlah tersebut, 70% merupakan batu bara berkualitas rendah, sedangkan sisanya adalah batu bara berkualitas sedang dan tinggi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved