Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Industri Furnitur Tumbuh Positif 8% di Triwulan I 2021

Insi Nantika Jelita
25/5/2021 21:44
Industri Furnitur Tumbuh Positif 8% di Triwulan I 2021
Pelaku industri furniture di Palangkaraya, kalimantan Tengah(Antara/Makna Zaezar)

INDUSTRI pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan. Kementerian Perindustrian mencatat pada triwulan I 2021 industri furnitur tumbuh positif sebesar 8.04%. Dengan pertumbuhan tersebut, menandakan meningkatnya permintaan atau demand pada sektor tersebut.

"Industri ini terus bergerak menciptakan peluang pasar baru dan membangun kemandirian ekonomi melalui investasi baru," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, saat peresmian PT. Woodone Integra Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (25/5).

Kemenperin menyebut perkembangan permintaan global produk industri furnitur dan woodworking secara keseluruhan dianggap menjanjikan, baik itu di dalam negeri maupun untuk ekspor. 

"Ekspor produk furnitur (HS 9401-9403) di 2020 mengalami peningkatan dengan nilai USD1,91 miliar atau meningkat 7.6% dari tahun 2019 yaitu senilai USD1.77 miliar," tutur Agus.

Dari jumlah tersebut, Indonesia berada di deretan eksportir produk-produk funitur besar seperti Tiongkok, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam. Negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia pada 2020 adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Baca juga : Pertamina-PGN Sediakan Infrastruktur LNG di Kilang Cilacap

Pada ekspor produk woodworking, khususnya pintu (HS 4418.20) di 2019 Indonesia juga masih berada pada deretan eksportir terbesar pintu dunia seperti China, Canada, Polandia, Brazil, Jerman. 

"Pada tahun 2020, Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan," papar Agus.

Sementara itu, dalam upaya menjaga tetap stabilnya demand di dalam negeri, pemerintah terus memberikan stimulus fiskal dan moneter yang jumlahnya lebih tinggi dari implementasi saat krisis 2008.

Menperin menyebut, dalam hal belanja rumah tangga, pandemi mengakibatkan adanya fenomena reorganisasi signifikan belanja rumah tangga akibat pandemi, yaitu peralihan dari hiburan, pariwisata dan transportasi, ke sektor lain seperti produk teknologi dan kebutuhan menata atau renovasi rumah. 

:Sehingga, pola belanja furnitur dan renovasi rumah, termasuk pintu melalui gawai atau belanja online juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan," klaim Menperin. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya