Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KETUA Pelaksana Kerja Sama Operasi Kiniku Bintang Rasa KSO Budiman Sudjatmiko membantah bahwa proyek pembangunan Bukit Algoritma yang akan dijadikan seperti Silicon Valley versi Indonesia hanya gimik belaka.
Proyek akan dikembangkan PT Kiniku Bintang Raya di lahan seluas 888 hektare di Cikadang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat menelan Rp18 triliun, ungkap Budiman akan melibatkan para inovator dan investor di berbagai bidang.
"Ini bukan gimik, karena sumber daya manusia peneliti dan inovatornya sudah banyak kami kumpulkan sejak 2018, tiga kampus besar Institute Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Padjajaran sudah MoU dengan kami untuk riset," jelas Budiman kepada Media Indonesia, Kamis (15/4).
Ketiga kampus tersebut, lanjut Politisi PDI Perjuangan itu akan diberikan masing-masing 25 hektare lahan untuk mengembangkan riset, mulai dari pertanian, kesehatan, energi terbarukan, pengelolaan Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes dan lainnya.
Baca juga: Tiruan "Silicon Valley' ala Indonesia Jangan Cuma Gimmick
"Kita melibatkan perusahaan untuk Bumdes, koperasi bahkan nanti ada Bumdes tower dan lembaga research," sebut Budiman.
Selain itu Budiman juga mengaku Kiniku menggandeng PT Amarta Karya (Persero) sebagai kontraktor yang akan dibayar menggunakan dana dari para investor yang dikatakan sudah melirik proyek Bukit Algoritma.
"Kami konsolidasikan investor-investor untuk membiayai inovasi teknologi tinggi dan pasar sudah ada yang tertarik itu. Kami kan bukan amatiran," kata Budiman.
Diketahui, ada tiga perusahaan yang bakal mengendalikan proyek Bukit Algoritma, mereka adalah PT Kiniku Nusa Kreasi, PT Bintang Raya Lokalestari, dan PT Amarta Karya.
Terpisah, Peneliti Center of Innovation and Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Hanif Muhammad menuturkan proyek Bukit Algoritma diminta bukan sekedar gimik belaka. Dia pun mencontoh pembangunan proyek yang dianggap gagal seperti Science Techno Park pada 2015 lalu.
"Proyek-proyek seperti ini perlu langkah yang jelas, sifatnya (jangan) gimmick, sehingga dapat membuat anggaran membengkak," kata Hanif dalam diskusi online Indef, Kamis (15/4). (OL-4)
BSKDN Kemendagri menyoroti lima pilar utama yang harus diperkuat dalam pengelolaan badan usaha milik daerah (BUMD)
Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan akan lahirnya pengusaha-pengusaha pendidikan yang memiliki visi mencerdaskan bangsa dan sekaligus kompetensi.
Toyota memanfaatkan momentum GIIAS untuk menampilkan jajaran kendaraan yang mencakup berbagai segmen, mulai dari city car hingga mobil listrik murni.
TUMBUHAN air eceng gondok memang seringkali dianggap hama. Anggapan itu tidak sepnuhnya salah, namun bagaimana mengubah enceng gondok bisa menjadi sumber penghasilan dan solusi lingkungan?
Microsoft kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui peluncuran Copilot Vision dan berbagai fitur AI eksklusif di Windows 11.
Siswa harus dipersiapkan sukses pada abad ke-21 sebagai inovator dan pemecah masalah yang kreatif sejak usia dini.
Indonesia dan ASEAN merupakan pasar yang sangat potensial dalam pengembangan ekonomi digital
Startup World Cup adalah konferensi startup dan kompetisi pitching terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh Pegasus Tech Ventures
UPAYA penyelamatan pada Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat, terlambat dan mengakibatkan kepanikan pasar hingga memicu penarikan dana besar-besaran dari bank.
Kejadian SVB dan Signature Bank di AS pada tahun ini terjadi karena terkait Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menekankan bahwa keyakinan pelaku pasar dan investor saat ini menjadi sangat penting untuk menjaga perekonomian dunia.
Bank regional Amerika Serikat, First Citizens BancShares, Inc. mengumumkan bahwa anak perusahaannya, First-Citizens Bank & Trust Company, membeli aset Silicon Valley Bank.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved