DIREKTUR Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan marikultur dapat menciptakan peluang usaha, misalnya mencakup usaha produksi benih dan induk ikan, usaha pembesaran, usaha pakan, dan lainnya.
Marikultur sendiri merupakan bentuk usaha akuakultur yang menggunakan media air laut untuk memproduksi ikan yang bisa hidup di habitat air laut dan bakal dijual
"Saya optimis melalui optimalisasi pemanfaatan potensi marikultur akan membuat masyarakat lebih sejahtera. Pendapatan negara dari sub sektor perikanan budidaya juga akan meningkat," kata Slamet dalam keterangannya, Kamis (1/4).
Menurut Slamet, dengan terciptanya inovasi-inovasi teknologi marikultur maka akan dapat dicontoh atau diadopsi oleh masyarakat. Hal itu dikatalan saat kunjungan ke Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok, Nusa Tenggara Barat beberapa waktu lalu
Dia menyebut, di BPBL Lombok, ada beberapa komoditas marikultur yang terus dikembangkan diantaranya yaitu tiram mutiara, kerang abalon, bawal bintang, kakap putih, rumput laut kultur jaringan dan lobster serta ikan hias laut seperti ikan nemo, letter six dan capungan banggai.
Baca juga : Berdayakan Anak Muda untuk UMKM dan Pertanian
Kepala BPBL Lombok, Mulyanto menerangkan dalam pengembangan budidaya tiram mutiara di BPBL Lombok dianggap telah memiliki hatchery atau tempat penetasam untuk pemijahan, kultur pakan alami dan pemeliharaan larva. Kapasitas produksi pertahunnya sebesar 200.000 – 300.000 ekor spat ukuran 0,5 mm.
Sedangkan, lanjut Mulyanto, untuk pendederan dan pemeliharaan induk tiram mutiara dilakukan dengan metode longline. Dengan metode ini mampu memproduksi spat ukuran 7 – 8 cm dengan kapasitas produksi 10.000 ekor per tahun dan calon induk sebanyak 1.000 ekor per tahun.
Dalam pengembangan komoditas kerang abalon, BPBL Lombok mampu memproduksi kerang abalon ukuran 2 – 4 cm dengan kapasitas produksi 20.000 ekor per tahun dan calon induk ukuran 4 – 6 cm sebanyak 700 – 1.000 ekor per tahun.
Lalu untuk jenis komoditas ikan laut seperti bawal bintang dan kakap putih, BPBL Lombok telah memiliki fasilitas hatchery untuk pemijahan dan pemeliharaan induk. Dengan rata-rata produksi benih ukuran 2,5 – 5 cm dengan kapasitas produksi 800.000 ekor per tahun untuk benih bawal bintang dan 400.000 ekor per tahun untuk benih kakap putih dan lainnya.
"Pengembangan marikultur khususnya di Indonesia masih sangat potensial dilakukan, selain dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir. Lalu bisa memberikan dampak positif secara ekologi, karena dengan budidaya tidak terjadi lagi eksploitasi komoditas laut di alam,” pungkas Mulyanto. (OL-7)