Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit pada Februari 2021 minus 2%. Bank swasta dan bank asing turut berkontribusi besar pada penyaluran kredit yang tumbuh minus tersebut.
"Pertumbuhan kredit yang sudah itu berasal dari bank BUMN dan BPD (Bank Pembangunan Daerah). BPD sudah 5,6%, bank BUMN sekitar 1%. Justru bank swasta nasional dan bank asing yang agak kurang. Bank asing itu minus 25% year on year. Nah bank swasta nasional minus 5%. Jadi kami menaruh perhatian betul yang swasta kenapa," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam talk show Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Kamis (25/3).
OJK, imbuhnya, menyadari salah satu faktor minusnya pertumbuhan kredit ialah permintaan yang menurun. Itu karena pandemi masih merebak dan aktivitas bisnis belum berjalan normal sepenuhnya.
Itu mengakibatkan permintaan kredit untuk operasional maupun modal kerja masih dalam level rendah. Namun demikian, kata Wimboh, seiring dengan tren pemulihan ekonomi, peningkatan permintaan akan kembali naik dan kebutuhan untuk kredit akan mengikuti.
Hal itu harus diperhatikan perbankan agar tidak kehilangan momen untuk terlibat dalam pemulihan ekonomi nasional. OJK, sebut Wimboh, juga akan melihat detail para debitur melalui data yang diberikan oleh perbankan.
"Memang bulan-bulan terakhir ini kredit sudah naik, tapi kami dorong ini agar lebih cepat lagi. Kami akan memonitor agar pertumbuhan kredit sebesar 7,5% di 2021 bisa tercapai. Bila itu tercapai, kami yakin pertumbuhan ekonomi nasional rentang 4,5% bisa tercapai di tahun ini," terang Wimboh.
Dia berharap, seiring dengan pertumbuhan kredit ke depan, perbankan juga lebih agresif dalam menurunkan suku bunga kredit dasar (SBDK). Apalagi, kata Wimboh, ruang untuk memangkas masih ada dan terbuka bagi perbankan.
"Kami mengharapkan ruang penurunan suku bunga lebih besar. Kami sudah berbicara dengan beberapa dirut, ruang itu ada, tinggal tunggu waktunya untuk menurunkan ini," imbuhnya.
"Kami juga melihat bahwa likuditas tidak ada masalah, punya ruang yang luas dan NPL (non performing loan) juga masih terkendali. Tinggal bagaimana ini bisa kita tunggu lebih bagus di 2021," pungkas Wimboh. (OL-14)
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong penguatan tata kelola dan manajemen risiko, baik secara internal maupun di sektor jasa keuangan nasional.
Satgas Pasti menghentikan 1.556 entitas pinjaman online (pinjol) ilegal dan 284 penawaran investasi ilegal di sejumlah situs dan aplikasi pada periode Januari sampai dengan 24 Juli 2025.
KEPALA Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menegaskan kinerja intermediasi perbankan tetap stabil dengan profil risiko yang terjaga.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan pemilik UMKM di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap maraknya penipuan dan kejahatan digital.
AFPI turut buka suara mengenai tuduhan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menilai pelaku usaha penyedia layanan pinjaman online melakukan pengaturan suku bunga layaknya kartel.
Ketika disinggung mengenai dua anggota DPR Satori dan Heri Gunawan yang menjadi tersangka karena dana CSR, Melchias mengaku tak mengetahuinya.
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved