Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit pada Februari 2021 minus 2%. Bank swasta dan bank asing turut berkontribusi besar pada penyaluran kredit yang tumbuh minus tersebut.
"Pertumbuhan kredit yang sudah itu berasal dari bank BUMN dan BPD (Bank Pembangunan Daerah). BPD sudah 5,6%, bank BUMN sekitar 1%. Justru bank swasta nasional dan bank asing yang agak kurang. Bank asing itu minus 25% year on year. Nah bank swasta nasional minus 5%. Jadi kami menaruh perhatian betul yang swasta kenapa," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam talk show Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Kamis (25/3).
OJK, imbuhnya, menyadari salah satu faktor minusnya pertumbuhan kredit ialah permintaan yang menurun. Itu karena pandemi masih merebak dan aktivitas bisnis belum berjalan normal sepenuhnya.
Itu mengakibatkan permintaan kredit untuk operasional maupun modal kerja masih dalam level rendah. Namun demikian, kata Wimboh, seiring dengan tren pemulihan ekonomi, peningkatan permintaan akan kembali naik dan kebutuhan untuk kredit akan mengikuti.
Hal itu harus diperhatikan perbankan agar tidak kehilangan momen untuk terlibat dalam pemulihan ekonomi nasional. OJK, sebut Wimboh, juga akan melihat detail para debitur melalui data yang diberikan oleh perbankan.
"Memang bulan-bulan terakhir ini kredit sudah naik, tapi kami dorong ini agar lebih cepat lagi. Kami akan memonitor agar pertumbuhan kredit sebesar 7,5% di 2021 bisa tercapai. Bila itu tercapai, kami yakin pertumbuhan ekonomi nasional rentang 4,5% bisa tercapai di tahun ini," terang Wimboh.
Dia berharap, seiring dengan pertumbuhan kredit ke depan, perbankan juga lebih agresif dalam menurunkan suku bunga kredit dasar (SBDK). Apalagi, kata Wimboh, ruang untuk memangkas masih ada dan terbuka bagi perbankan.
"Kami mengharapkan ruang penurunan suku bunga lebih besar. Kami sudah berbicara dengan beberapa dirut, ruang itu ada, tinggal tunggu waktunya untuk menurunkan ini," imbuhnya.
"Kami juga melihat bahwa likuditas tidak ada masalah, punya ruang yang luas dan NPL (non performing loan) juga masih terkendali. Tinggal bagaimana ini bisa kita tunggu lebih bagus di 2021," pungkas Wimboh. (OL-14)
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survei angkatan kerja nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja mencapai 142 juta per Februari 2024.
BPR merupakan lembaga keuangan perbankan yang menjalankan usaha secara konvensional maupun berbasis prinsip syariah, tetapi tidak menyediakan layanan giro seperti bank umum
Mayoritas pengaduan dan konsultasi disampaikan secara langsung ke OJK Cirebon
Kegiatan tersebut dilakukan di Gedung KH Irfan Hielmy Islamic Center untuk mendorong dan meningkatkan literasi keuangan di Kabupaten Ciamis.
Generasi pemuda harus memiliki strategi terutama dalam perencanaan keuangan untuk menghadapi maraknya layanan keuangan digital
TEORI ekonomi tentang boom and bust cycle, yang kita pelajari pada saat mengikuti kuliah ilmu ekonomi, ternyata mulai terlihat lagi saat ini.
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat menjadi 11-13% pada tahun 2025. Lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun 2024 yang berada di kisaran 10-12%.
Kariernya dimulai di perusahaan perbankan multinasional, tempat ia memimpin tim produk dalam mengembangkan bisnis kartu kredit, loyalty program, dan bancassurance.
Terbatasnya akses kredit untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diakibatkan oleh masalah struktural yang bersifat sistemik.
OrderFaz berfokus pada inovasi pembayaran dan penjualan online
TIGA bulan sudah pelaku sektor perbankan meninggalkan 2023 dengan berbagai catatan kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved