Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Presiden: Indonesai Harus Masuk Jajaran Terdepan Atasi Covid-19

Andhika Prasetyo
25/2/2021 15:54
Presiden: Indonesai Harus Masuk Jajaran Terdepan Atasi Covid-19
Presiden Joko Widod(Dok. Biro Pers Istana Kepresidenan)

PRESIDEN Joko Widodo optimistis pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini akan melebihi 5%. Target tersebut tidak mustahil diraih jika seluruh energi bangsa dicurahkan untuk penanganan krisis kesehatan dan ekonomi.

Sedianya, Indonesia sudah mengalami perbaikan ekonomi secara bertahap sejak kuartal ketiga tahun lalu. Sebagaimana diketahui, pada kuartal kedua 2020, pertumbuhan ekonomi nasional anjlok hingga -5,32%.

Satu kuartal berselang, situasi mulai berangsur pulih dengan capaian -3,49% dan pada kuartal terakhir, perekonomian kembali bergerak positif ke level -2,19%.

Meskipun masih dalam kondisi minus, Indonesia sudah berada pada jalur pemulihan yang benar. Lembaga-lembaga keuangan dunia seperti IMF, World Bank dan OECD pun memprediksi pertumbuhan ekonomi indonesia pada 2021 akan tumbuh positif di kisaran 4% hingga 5%.

"Kita harus buktikan bahwa Indonesia bisa. Kita bisa lebih baik dari yang diperkirakan," ujar Jokowi dalam CNBC Outlook 2021, Kamis (25/2).

Optimisme yang disampaikan presiden bisa saja terwujud, mengingat saat ini salah satu program kunci yakni vaksinasi sudah mulai berjalan.

Tenaga kesehatan dan para pekerja yang berkutat di pelayanan publik sudah mulai divaksinasi secara bertahap. Diharapkan, upaya itu bisa menjaga mereka dari covid-19 hingga akhirnya kekebalan komunitas bisa tercapai.

Jika hal tersebut terjadi, aktivitas sosial dan ekonomi akan kembali bergerak seperti sedia kala. "Indonesia harus segera aman dari covid-19, dan kita tunjukan pada dunia bahwa kita termasuk di barisan terdepan dalam menangani krisis di dunia ini," jelas mantan wali kota Solo itu.

Baca juga: Aset Kuangan Perbankan Syariah Tumbuh 22,79%

Selain itu, pemerintah juga telah menyisihkan Rp372 triliun dari APBN 2021 demi mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Dana sebesar itu ditujukan untuk menstimulus daya beli masyarakat serta memperkuat daya tahan korporasi di tengah pandemi.

"Bantuan sosial, subsidi gaji, kartu prakerja, program padat karya, bantuan produktif bagi UMKM serta relaksasi dan restrukturisasi pinjaman dan keringanan pajak terus kita lanjutkan," tuturnya.

Masih dalam rangka mendorong pergerakan ekonomi, pemerintah juga terus mengucurkan kredit perbankan bagi sektor swasta. Tentunya, langkah tersebut dijalankan dengan prinsip kehati-hatian demi menjaga kesehatan perbankan.

"Saya senang memperoleh laporan rasio kewajiban penyediaan modal minimum masih di angka 23,78%. Perbankan juga telah menyediakan cadangan yang memadai jika ada peningkatan kredit yang berisiko," sambung Jokowi.

Kepala negara kemudian memaparkan indikator-indikator lain yang membuat optimismenya memuncak.

Saat ini, posisi cadangan devisa di Bank Indonesia tercatat sebesar US$135 miliar. Devisa sebanyak itu cukup untuk membiayai kebutuhan cicilan utang luar negeri dan impor selama satu tahun.

Rupiah pun bergerak stabil dan pasar modal masih sangat atraktif dengan total kapitalisasi pasar Rp6.970 triliun dari jumlah investor ritel lokal sebanyak empat juta orang.

Dari sisi perdagangan luar negeri, pertumbuhan ekspor tercatat lebih tinggi dibandingkan impor sehingga terdapat surplus neraca perdagagan US$21,74 miliar pada 2020.

Kemudian, dari sektor investasi, sepanjang tahun lalu, realisasi penanaman modal baik asing maupun dalam negeri mencapai Rp826,3 triliun atau melampaui target hingga 101,1%.

"Investasi sudah sedikit bergeser ke luar Jawa. Artinya, kita mempunyai modalitas yang kuat untuk bangkit dan tumbuh," sambungnya.

Lebih jauh lagi, Indonesia sudah memiliki bekal Undang-undang Cipta Kerja yang diyakini bisa terus meningkatkan kinerja seluruh indikator yang tadi telah disampaikan.

"Sumbangsih dari para ekonom, pelaku usaha dan investor dalam memformulasikan kebijakan ekonomi yang paling sesuai dengan kondisi Indonesia juga sangat berarti. Begitu pandemi selesai, kita bisa tumbuh dengan baik. Mari kita buktikan bahwa pertumbuhan ekonomi kita di 2021 lebih tinggi dari yang diperkirakan serta lapangan kerja terbuka dan kesejahteraan meningkat," tandas presiden.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya