SEKITAR 20% populasi dunia terkunci karena wabah pandemi Covid-19. Sistem kerja dari rumah (work from home) dan tinggal di rumah (stay at home) menjadi langkah strategis untuk pencegahan wabah meluas. Rumah menjadi segalanya dan membentuk tren hunian masa depan.
Hal itu, menurut Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida juga telah menciptakan tren baru. Kata dia, tren permukiman saat ini dan ke depan membutuhkan lebih banyak ruang terbuka. Fasilitas di kawasan permukiman juga dibentuk selengkap dan sealami mungkin.
"Selain itu, hunian kini dimanfaatkan untuk bekerja, belajar, beribadah. Pada titik itu, pengembang perlu berpikir kreatif mendesain hunian dengan memperhatikan sistem pencahayaan alami, sirkulasi udara, sistem sanitasi yang baik dan sehat” ujar Totok dalam sebuah seminar virtual baru-baru ini.
Direktur PT Jakarta Indah Makmur Tomoaki Kinoshita mengatakan hunian dengan sirkulasi udara sehat dan fasilitas ruang hijau terbuka, sangat dibutuhkan saat pandemi. Salah satu produk mereka, The Veranda yang berlokasi di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, diyakini merupakan contoh respons adaptif pengembang di saat pandemi.
"Daya tarik utama The Veranda adalah memadukan oasis hijau, panorama alam yang mewah, air, udara segar dan cahaya alami ke dalam bangunan hunian vertikal guna meningkatkan kesehatan mental, fisik dan kualitas hidup penghuninya," ujar Tomoaki.
PT Jakarta Indah Makmur merupakan konsorsium Nishitetsu Group dan Pulauintan. Nishitetsu Group ialah pengembang ternama asal Jepang yang pengalaman sejak 1908 dengan 85 perusahaan di sektor transportasi, logistik, real estate, ritel, hotel hingga tempat hiburan di manca negara.
Adapun Pulauintan adalah pengembang nasional yang berpengalaman sejak 1990 membangun perkantoran, hotel, mall, apartemen, pergudangan, pabrik, rumah sakit.
Senada dengan Tomoaki, Associate Director The Veranda Elis Sumarto mengatakan The Veranda merupakan satu-satunya hunian yang mengadopsi lanskap taman resor Bali yang tenang dan alami di kawasan strategis Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Menurut Elis desain apartemen khas bergaya resor dengan zona yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi pekerjaan dari rumah, area bersama, akses ke alam terbuka dan cahaya alami, menjadi hunian tren pasca pandemi.
“WFH jadi tren yang bertahan pasca pandemi. The Veranda mengadaptasi tren penting itu guna mendukung mobilitas dan aktivitas penghuni” ucapnya.
Hunian dirancang dengan ceiling tinggi dan jendela luas di dua sisi yang memungkinkan cahaya alami dan sirkulasi udara segar mengalir bebas. Penataan interior disesuaikan dengan fungsi materialnya.
"Hal yang unik, desain apartemen resor yang mengusung kemewahan dan keanggunan ini, dipadukan dengan 47 fasilitas indoor dan outdoor dalam satu kawasan seluas 2,3 hektare," ujar Elis.
Keunggulan lainnya, pengunaan private lift untuk melindungi privasi penghuni dan balkon pada tiap unit yang dapat digunakan sebagai teras, difungsikan sebagai tempat hangout sambil menikmati hidangan, pemandangan, relaksasi dan udara segar dari ketinggian.
“Istimewanya, penghuni dapat menikmati indahnya sunrise dan jingganya matahari terbenam (sunset) dari balkon ini” ucapnya.
Untuk akses, The Veranda sangat dekat Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Sudirman-Thamrin, Pintu Tol TB Simatupang, Tol Ulujami – Serpong dan sekitar 45 menit menuju Bandara Soekarno Hatta. (X-12)