Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

BI masih Miliki Ruang Turunkan Suku Bunga Acuan

M Ilham Ramadhan Avisena
09/2/2021 15:58
BI masih Miliki Ruang Turunkan Suku Bunga Acuan
Logo Bank Indonesia di Gedung Bank Indonesia.(MI/Susanto.)

BANK sentral masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Saat ini, suku bunga acuan berada di level 3,75% setelah diturunkan sebanyak lima kali di 2020 sebesar 125 basis poin.

"Ini (suku bunga acuan) merupakan suku bunga acuan terendah sejak 2013. Kalau ditanya apakah kami masih mempunyai ruang untuk turun? Masih ada ruang," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR, Selasa (9/2).

Hanya, sambung Perry, penurunan suku bunga acuan dilakukan dengan mempertimbangan efektivitas kebijakan tersebut pada stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas eksternal, dan dampaknya pada pemulihan ekonomi.

Atas syarat kondisional itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Januari 2021 bank sentral tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,75%. "Tentu saja kami akan melihat kemungkinannya dengan tetap menjaga stabilitas, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah dan bagaimana lebih efektifnya mendorong pemulihan ekonomi," kata Perry.

Dalam kebijakan pelonggaran likuiditas (quantitive easing/QE), Bank Indonesia telah menggelontorkan uang senilai Rp740,7 triliun atau setara 4,8% dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu berasal QE yang dilakukan bank sentral di 2020 sebesar Rp726,6 triliun atau 4,71% dari PDB dan Rp14,16 triliun hingga 4 Februari di 2021.

"Ini salah satu yang terbesar di antara emerging market. Ini terlihat dalam likuiditas perbankan. Alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) 31,67%, suku bunga rendah sekitar 3,04%," jelas Perry.

BI akan terus menguatkan koordinasi dan sinergi kebijakan bersama pemerintah selaku otoritas fiskal. Berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah mengenai pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana, BI telah mengeluarkan uang senilai Rp75,9 triliun di 2020.

Kesepakatan itu akan berlanjut hingga 31 Desember 2021 dan tercatat per 4 Februari, BI telah membeli SBN di pasar perdana senilai Rp35,7 triliun. "Ini koordinasi kebijakan fiskal dan moneter yang erat, tidak hanya kebijakannya, tapi juga bersama-sama untuk bisa mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong demand sektor riil dan pembiayaannya BI ikut berpartisipasi," pungkas Perry. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik